Waspada.co.id – Pemilihan Kepala Daerah serentak akan digelar 27 November 2024. Pilkada Banda Aceh kali ini memunculkan sejumlah nama di antaranya Aminullah Usman, mantan Wali Kota 2017-2022, Zainal Arifin mantan Wakil Wali Kota 2017-2022, Illiza Saaduddin Djamal mantan Wali Kota Banda Aceh 2012-2017, dan Teuku Irwan Djohan Anggota DPRA 2014-2024.
Menariknya selain nama diatas, muncul nama mantan Kadishub Aceh yang juga mantan Plt Wali Kota Banda Aceh 2016, Hasanuddin serta Khairul Amal yang dikabarkan diusung PKS dan terakhir ada Nahrawi Noerdin alias Toke Awi.
Dari belasan calon yang sudah mendaftar melalui jalur partai politik dan independen, tujuh nama diatas paling memungkinan menjadi bakal calon Wali Kota Banda Aceh 2024.
Namun, dari kehadiran begitu banyak bakal calon akan menguntungkan satu kandidat yakni Aminullah Usman.
Mantan Wali Kota Banda Aceh ini meraih sekitar 70 persen suara di Pilkada 2017 saat head to head dengan incumbent Illiza – Farid.
Katakanlah, suara pemilih Aminullah turun hingga menjadi 40 persen saja, angka tersebut cukup tinggi jika ada minimal empat pasangan calon yang bertarung, apalagi jika lebih dari empat pasangan, perolehan suara akan terpecah dan ini menguntungkan incumbent atau petahana.
Aminullah Usman memiliki basis pendukung loyalis yang kuat dari kalangan ulama, santri, anak muda, olahragawan, perbankan, tokoh gampong, dan pelaku umkm.
Ditambah lagi, jika Aminullah berhasil menggandeng Calon Wakil Wali Kota yang sesuai harapan masyarakat, maka pasangan ini akan semakin sulit dikalahkan, bahkan bisa meraih lebih 50 persen suara.
Isu hutang yang terus digulirkan oleh akun-akun timses lawan politik di media sosial adalah isu usang yang juga dialami seluruh kabupaten kota di Aceh bahkan Indonesia akibat Pandemi Covid-19.
Hutang tersebut sesuai aturan keuangan negara, demi pembangunan daerah dan sudah lunas.
Dan juga harus diakui, sejak masa jabatan Pj Wali Kota dan Pj Bupati menjabat di Aceh dari tahun 2022 hingga saat ini, ekonomi masyarakat semakin merosot, daya beli rendah, pengangguran meningkat, judi slot merajalela, termasuk di Kota Banda Aceh.
Saat menjabat Wali Kota Banda Aceh, berbagai prestasi dan penghargaan telah diraih Aminullah padahal Banda Aceh dan seluruh daerah turut dilanda Pandemi Covid selama empat tahun, yang membuat keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Seluruh Aceh dan Indonesia mengalami defisit PAD.
Tidak bisa dipungkiri, jika dibandingkan seluruh 23 kepala daerah di Aceh yang menjabat sejak 2017-2022, Aminullah Usman, Wali Kota Banda Aceh yang paling banyak melakukan pembangunan dan inovasi.
Hal ini diakui oleh sebagian besar warga dari Kabupaten dan Kota di Aceh yang merantau atau bekerja di Kota Banda Aceh, jika ditanyakan pendapat mereka tentang perbandingan kinerja Bupati/Wali Kota di daerah asal mereka dengan kinerja Aminullah Usman saat menjabat Wali Kota.
Aminullah tetap bekerja keras ditengah hantaman pandemi Covid-19 terutama dalam program mensejahterakan rakyat dan pembangunan kota. Perubahan drastis tampak dari pembangunan Pasar Induk Almahirah di Lamdingin, yang dulunya merupakan bangunan mangkrak namun dirubah pasar yang moderen.
Alhasil kawasan Lamdingin dan sekitarnya yang dulunya tertinggal kini semakin maju dan berkembang pesat, harga tanah dari awalnya hanya ratusan ribu, melejit menjadi jutaan efek perpindahan pasar.
Tidak mudah memindahkan Pasar tua yang kumuh dan bau di Peunayong ke lokasi baru yang nyaman dan indah. Tidak layak, pasar ikan, sayur, daging dan unggas, berada ditengah kota dengan lokasi parkir yang sempit, kerap menghadirkan bau busuk saat dilintasi warga di Jembatan Peunayong.
Belum lagi pedagang ikan yang kerap berjualan diatas Jembatan Peunayong hingga menyebabkan kemacetan dan semraut.
Aminullah, Pembina Tim Persiraja Banda Aceh pernah menjabat Direktur Utama (Dirut) Bank Aceh Syariah (BAS). Dimasa itu, kekayaan BAS yang sebelumnya Rp660 miliar, bertambah menjadi Rp13 Triliun saat dirinya memimpin bank daerah tersebut selama 10 tahun.
Aminullah menata daerah kumuh dibantaran sungai Krueng Daroy mulai dari belakang monumen Gunongan hingga ke Masjid Teuku Umar, Setui, menjadi lokasi pedestrian baru yang indah.
Aminullah juga merupakan satu-satunya Kepala Daerah di Aceh yang berhasil membangun dan merehab 800 rumah layak huni bagi duafa dan yatim. Tertinggi di seluruh Aceh.
Aminullah bahkan sukses menbangun sektor UMKM sehingga mendapat sebutan sebagai “Bapak UMKM”, dimana tahun 2016 lalu UMKM hanya 8.900 unit usaha. Namun, diakhir masa jabatannya sebagai Wali Kota Banda Aceh berkembang menjadi 17.300 unit usaha.
Hal tersebut juga tidak terlepas dari inovasinya membantu permodalan bagi pelaku UMKM dengan mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Mahirah Muamalah, sejak didirikan 2018, LKMS Mahirah Muamalah Syariah mampu menjadi pendongkrak ekonomi dan senjata dalam memberantas rentenir di Banda Aceh.
Hingga saat ini, LKMS Mahirah Muamalah telah memberikan kontribusi perubahan yang signifikan di Banda Aceh. Pedagang, pengusaha kecil, atau pelaku UMKM kini dapat dengan mudah mendapatkan pembiayaan modal dan terbebas dari jerat rentenir.
Masih banyak inovasi lain dari Aminullah seperti Wali Kota Menjawab untuk menanggapi langsung keluhan warga, Car Free Day, Traffic Update berupa informasi lalu lintas terkini di 10 radio, Zikir rutin di Pendopo, UMKM Expo setiap tahun, promosi pariwisata dan investasi di media nasional, menggelar promosi pariwisata dan investasi dalam dan luar negeri, bantuan tahunan untuk disabilitas, beasiswa, merebut Adipura dan pengembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi di luar Pulau Jawa serta puluhan inovasi dan dedikasi lainnya. (*)
Discussion about this post