KISARAN, Waspada.co.id – Kampanye dialogis Pilgub Sumatera Utara 2024 oleh pasangan calon nomor urut 2 Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala, berlangsung di Kelurahan Siumbut Baru, Kecamatan Asahan Timur, Kabupaten Asahan, Kamis (24/10).
Calon Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, bersama istrinya Nawal Lubis, hadir langsung menemui ratusan masyarakat di Dezza Resto, Jalan Budi Utomo Siumbut Baru tersebut.
Disampaikan Edy Rahmayadi, Gubernur Sumut periode 2018-2023 itu, Kabupaten Asahan adalah tempatnya orang-orang untuk berkarya di berbagai bidang pekerjaan.
Namun ia menyayangkan masih banyaknya orang miskin di Asahan. “Jadi Asahan ini adalah tempat orang berkarya, tapi saya sayangkan Asahan ini masih begitu banyak orang miskin di tempat ini,” ujar Edy Rahmayadi.
Mendengar pernyataan Edy Rahmayadi itu, spontan beberapa di antara masyarakat yang hadir memberi respon. “Betul, betul,” sebut mereka.
Lalu Edy Rahmayadi membalas mereka dengan mengingatkan agar jangan senang dengan kemiskinan itu. “Jangan bangga jadi orang miskin,” tegas Edy Rahmayadi menimpali.
Menurut mantan Pangkostrad tersebut, kemiskinan masyarakat disebabkan beberapa faktor, di antaranya kesalahan dalam menentukan jalan hidup.
Selain itu, kemiskinan terjadi karena seseorang bersifat malas. “Tempat ini subur, tempat ini begini seperti ini, tapi dia pemalas dan paling dibenci Tuhan orang pemalas itu,” ujarnya.
Tak hanya itu, kemiskinan juga terjadi karena pada dasarnya seseorang itu miskin sedari awal. Sehingga pemerintah harus hadir dalam membantu masyarakat keluar dari kemiskinan.
“Nah dasarnya kemiskinan itulah kehadiran penguasa untuk memberikan kehidupan,” jelas Edy Rahmayadi.
Dikatakan Edy Rahmayadi lagi, seseorang tidak boleh pasrah menghadapi kemiskinan. “Pak kami tak punya apa-apa, kami susah. Eh emakku itu tukang jual kue, bapakku adalah sersan pangkatnya,” ujarnya.
“Tapi jangan diketawai makku jual kue, bapakku sersan, anaknya jenderal. Emakku jual kue anaknya gubernur,” terang Edy Rahmayadi yang disambut tepuk tangan meriah masyarakat yang hadir.
Harapan agar masyarakat terangkat dari garis kemiskinan, disampaikan sejumlah warga, di antaranya Zakaria Tambunan, Irfansyah Gultom, Rahmah Nasution dan Sufinem.
“Kalau bisa bikin gratislah pendidikan. Kami payah sekali menyekolahkan anak, mohon lah pak,” ujar Sufinem mencontohkan sulitnya kehidupan ekonomi masyarakat.
Menanggapi hal itu, Edy Rahmayadi telah menyiapkan program mendongkrak kesejahteraan warga melalui bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pertanian, ekonomi dan pariwisata.
Untuk diketahui, data yang dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk miskin di Asahan baik secara absolut maupun secara persentase pada tahun 2023, mencapai sekitar 61,69 ribu jiwa atau sekitar 8,21% dari total jumlah penduduk 802.563.
Sebelumnya pada tahun 2019 jumlahnya 70,53 ribu jiwa (9,68%),
tahun 2020 sebanyak 66,32 ribu jiwa (9,04%), tahun 2021 sebanyak 69,29 ribu jiwa (9,35%) dan tahun 2022 sebanyak 64,49 ribu jiwa (8,64%). (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post