MEDAN, Waspada.co.id – Laju pertumbuhan ekonomi Sumut mengalami penguatan di tahun 2024.
Berdasarkan rilis data BPS, laju pertumbuhan ekonomi Sumut menguat jadi 5,03 persen dari posisi sebelumnya di tahun 2023 yang alami kenaikan seebsar 5,02 persen.
Namun Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin memandang jangan berpuas diri, karena kenaikan laju pertumbuhan ekonomi Sumut ini banyak ditopang oleh sejumlah momen besar.
“Momen besar pendorong pertumbuhan eekonomi tersebut diantaranya adalah pemilihan legislatif, pemilihan presiden, pemilihan kepala daerah, F1 Power Boat, Aquabike Jet Ski hingga PON XXI. Dimana momen tersebut telah mendorong belanja masyarakat dan menjadi salah satu mesin pendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah ini,” tuturnya, Jumat (7/2).
Lalu di tahun ini, motor penggerak perekonomian Sumut kembali ke stelan pabrik. Di mana akan sangat bergantung pada kinerja sektor usaha swasta, belanja pemerintah, konsumsi rumah tangga dan investasi. Dimana konsumsi rumah tangga yang akan tetap didepan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Sumut di tahun ini.
“Dan catatan tersediri yang pelu kita waspadai adalah, bahwa pemerintah telah melakukan penghematan anggaran yang berpeluang menekan kinerja sektor usaha tertentu. Sektor jasa seperti PHRI (pariwisata, hotel dan restoran) berpeluang mengalami tekanan dari kebijakan tersebut. Walaupun disisi lain, penghematan tersebut justru akan menjadi motor bagi penggerak konsumsi masyarakat,” ungkapnya.
Selanjutnya, konsumsi rumah tangga yang mencerminkan daya beli masyarakat di tahun 2024 pada dasarnya tengah mengalami perlambatan. Kalau di tahun 2023 konsumsi rumah tangga tumbuh 5.59%, di tahun 2024 tumbuh melambat jadi 5,43 persen.
“Dan jika dilihat dari sektor usahanya seperti perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan, telekomunikasi juga alami perlambatan,” jelasnya.
Selanjutnya yang paling alami pertumbuhan sangat tinggi adalah akomodasi akomodasi dan makanan minum. Saya menilai sektor ini akan turun dalam di tahun ini. Karena momen besar yang ada di tahun 2024 sudah tidak ada lagi di tahun ini.
“Sejumlah sektor usaha produktif lainnya juga berpeluang alami tekanan seiring dengan penghematan anggaran belanja pemerintah. Jadi kita lagi-lagi bertumpu pada belanja masyarakat, yang salah satunya ditopang dari program makan bergizi gratis,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post