HUMBAHAS, Waspada.co.id – Jeritan alam semakin nyaring terdengar dari tanah Sumatera Utara. Hutan-hutan di Kecamatan Parlilitan dan Tarabintang terus mengalami pembantaian tanpa ampun, mengancam ekosistem dan mengundang bencana besar yang tak terelakkan.
Kini, suara masyarakat yang lama terabaikan mulai mendapat perhatian serius. Bahkan, Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pdt Dr Victor Tinambunan MST, turun tangan langsung mengadukan kehancuran hutan kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumut, Ir Yuliani Siregar MAP, baru-baru ini.
Tak tinggal diam, Yuliani pun segera bertindak dengan meminta Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menghentikan seluruh aktivitas Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan (SIPUHH) di wilayah tersebut.
“Saya sudah meminta KPH Wilayah 13, Esra Sardina Sinaga, untuk berkoordinasi dengan UPT Kementerian Kehutanan agar menghentikan semua kegiatan penebangan hutan di Parlilitan dan Tarabintang. Ini harus dihentikan sebelum masyarakat semakin menderita akibat bencana ekologi yang akan terjadi,” tegas Yuliani melalui sambungan telepon kepada wartawan, Selasa (25/3) lalu.

Hutan Ditebang, Bencana Mengintai
Kerusakan hutan di dua kecamatan ini, Kecamatan Parlilitan dan Tarabintang bukan sekadar angka atau statistik belaka. Di balik pohon-pohon yang tumbang, tersimpan ancaman nyata: banjir bandang yang meluluhlantakkan perkampungan, longsor yang menelan rumah dan nyawa, serta hilangnya sumber air bersih bagi ribuan warga.
Ironisnya, izin penebangan justru dikeluarkan oleh UPT Kementerian Kehutanan, sementara Dinas Kehutanan Provinsi Sumut kerap dijadikan kambing hitam.
“Seharusnya mereka yang bertanggung jawab! Jangan mudah mengeluarkan izin tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi masyarakat. Ketika terjadi bencana, mereka diam, sementara saya yang disalahkan,” ujar Yuliani dengan nada geram.
HKBP dan Masyarakat Bersatu Melawan Perusakan Alam
Keprihatinan terhadap hancurnya hutan bukan hanya datang dari warga sekitar, tetapi juga dari HKBP sebagai lembaga gereja terbesar di Sumatera Utara.
“Atas nama umat HKBP, kami menolak segala bentuk perusakan hutan! Alam bukan hanya milik kita, tetapi juga warisan bagi anak cucu. Jika kita biarkan ini terjadi, kita sedang menggali kuburan sendiri,” ungkap Ephorus HKBP Pdt Dr Victor Tinambunan, saat bertemu dengan Yuliani.

Mendengar suara keprihatinan ini, Yuliani berjanji untuk menindaklanjuti dan mengambil langkah tegas. Ia bahkan siap bekerja sama dengan HKBP dan masyarakat dalam program penghijauan kembali.
“Kami siap menyediakan bibit pohon dan mendukung aksi nyata untuk memulihkan lingkungan yang rusak,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan Waspada Online, belum ada tanggapan dari UPT Kementerian Kehutanan maupun Balai Pengelolaan Hutan Lestari (BPHL) Sumut atas desakan penghentian pembalakan hutan ini.
Namun, masyarakat tidak akan tinggal diam. Jika tidak ada tindakan tegas, bukan mustahil bencana besar akan menimpa Sumatera Utara. Saat itu terjadi, siapa yang akan bertanggung jawab. (wol/acm/d2)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post