MEDAN, Waspada.co.id – Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Sumatera Utara tahun 2024 berlangsung sukses, Kamis (15/11).
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Hidayat Widiyanto, MPd menjelaskan Revitalisasi Bahasa Daerah di Sumut telah masuk pada perjalanan tahun ketiga. Di Sumut RBD ini telah dimulai sejak tahun 2022. Malam ini telah hadir di depan kita tahapan festival tunas bahasa ibu tingkat provinsi 2024, proses tengah yang masih perlu diteruskan dan dilanjutkan oleh anak-anak semua sebagai penutur muda di daerahnya masing-masing.
Balai Bahasa Provinsi Sumut bersama 12 kabupaten/kota di Sumut melaksanakan revitalisasi bahasa daerah Melayu dialek Panai, Melayu dialek Sorkam, Melayu dialek Asahan, Melayu dialek Langkat, Batak dialek Angkola, Batak dialek Toba, Batak Simalungun, dan Bahasa Nias.
“Kami ucapkan selamat datang dan selamat berbahagia dalam perayaan FTBI tingkat Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ini merupakan puncak selebrasi dan apresiasi kepada anak-anak hebat anak-anak kreatif dalam merayakan dan merevitalisasi bahasa daerahnya masing-masing dengan cara yang asyik,” terangnya.
Dikatakan, berbagai tahapan pada 2024 telah dilaksanakan secara bersama-sama. Tahapan Rapat Koordinasi Antarintasi pada 25-27 Februari, Diskusi Kelompok Terpumpun dan Koordinasi dengan Pakar dan Maestro mulai 7 Maret, Peningkatan Kompetensi Guru Utama mulai 23 April dan mulai saat itu secara langsung Bapak dan Ibu melakukan pengimbasan dan pembelajaran. Kita juga merayakan FTBI Nasional 1—5 Mei di Jakarta. Mulai 5 Agustus kawan-kawan BBPSU menjumpai anak-anak untuk melakukan Pemantauan dan Evaluasi.
Selanjutnya, Festival Bahasa Ibu Tingkat Kabupaten/Kota pada Oktober telah rampung dilaksanakan. Tibalah hari ini kita memasuki Festival Bahasa Ibu tingkat Provinsi Sumut yang dilaksanakan di Medan.
“Kami laporkan kepada Bapak dan Ibu bahwa pada FTBI ini 180 peserta berkontribusi secara langsung menunjukkan kemampuan mereka yang merupakan saringan dari FTBI tingkat kabupaten/kota.
“Mereka akan memberikan penguasaan dalam tujuh jenis kegiatan (1) Membaca dan menulis aksara daerah, (2) Menulis cerita pendek, (3) Membaca dan menulis puisi (sajak), (4) Mendongeng, (5) Pidato, (6) Menyanyi atau tembang tradisi, dan (7) Komedi tunggal (stand up comedy),” ujarnya.
Revitalisasi Bahasa Daerah ini dilaksanakan atas kerja sama Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara dengan meneruskan program tahun 2022 dengan Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padanglawas Utara, dan Kota Padangsidimpuan. Pada 2023 kami menginisiasi untuk menambah kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, Toba, Asahan, Langkat, dan Tapanuli Utara. Dan pada tahun 2024 kami menambah kerja sama dengan Kabupaten Nias dan Simalungun.
“Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Bupati dan Wali Kota dari 12 kabupaten/kota beserta jajaran dinas pendidikan dan semua pemangku kepentingan daerah yang mendukung kegiatan RBD ini. Selanjutnya, kami juga mengucapkan terima kasih kepada para akademisi, budayawan, pakar, maestro, pengawas, kepala sekolah, guru, dan para pegiat dan pengembang bahasa daerah yang telah terlibat dalam rangkaian revitalisasi ini,” katanya lagi.
“Kami juga mohon maaf atas kekhilafan selama melaksanakan silaturahmi kepada Bapak dan Ibu semua. Untuk itu, marilah kita teruskan ikhtiar ini pada tahun-tahun mendatang agar bahasa daerah kita tetap terpelihara dan kami berharap tahun depan kita dapat melaksanakan Revitalisasi Bahasa Daerah yang lebih baik, lebih luas jangkauannya, dan lebih menarik bagi anak-anak kita. Kami sampaikan kepada 5 kabupaten/kota yang telah kami damping selama 3 tahun akan kami lepas dan kami berharap Pemda akan terus melaksanakan RBD di wilayahnya,” jelasnya.
“Kami juga meminta maaf atas penyesuaian dan pengurangan sumber daya, termasuk sumber daya anggaran yang harus kami sesuaikan mengingat adanya surat edaran Menteri Keuangan terkait dengan penghematan belanja anggaran perjalanan dinas pada 7 November lalu. Kami berusaha sudah semaksimal mungkin kegiatan FTBI 2024 ini berjalan dengan baik untuk kebahagiaan anak-anak, tetapi harus ada yang kami sesuaikan agar kegiatan bisa berjalan dengan maksima,” tutup Hidayat. (wol/ari/d1)
Discussion about this post