PANYABUNGAN, Waspada.co.id – Ivan Iskandar Batubara Bacalon Bupati Madina berbicara “Patujoloon Mandailing Natal” ketika menghadiri undangan Forum Group Discussion (FGD) dengan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Madina.
Selain Bacalon Bupati Madina, Ivan Iskandar Batubara, FGD yang digelar di Bukit Adeeva Cafe Jalan Williem Iskandar simpang Aek Galoga ini dihadiri Bacawabup, Bahran Daulay dan seluruh Pengurus SMSI Madina, Selasa (21/5).
Ivan menjelaskan, Patujoloon adalah hata andung. Bahasa yang tingkatannya dipake kasta yang tinggi, bukan kata yang dipakai sehari hari.
“Patujoloon Mandailing” diawali kata “jolo”, dengan arti patujoloon adalah baris terdepan, bukan sekedar maju. Leluhur kita sudah menempatkan Mandailing di depan, bukan kaleng kaleng,” jelasnya.
Mantan Ketua Kadin Sumut dua periode itu juga menguraikan, buktinya banyak dulu putra Mandailing tampil di depan, banyak orang hebat dari mandailing, tetapi saat ini banyak orang Mandailing tidak mau di depan.
Dalam 25 tahun Madina, jelas Ivan, dari data sekarang kurang menggembirakan. “Karena kita mengadopsi politik 5 tahunan, bukan 25 tahunan.”
Strategi ini jelas Balon Bupati Madina Ivan Iskandar Batubara, harus disusun dengan pemahaman keinginan yang kuat dan tidak setengah-setengah sehingga bisa membuat wilayah ini lebih maju.
Tak hanya itu lanjutnya, kelemahan ini juga terlihat dari kesadaran masih setengah setengah. Untuk itu Ivan mengajak para tokoh untuk bersama menggali apa saja yang akan di akselerasi dari pembangunan.
”Kata kunci dari keberhasilan itu adalah keunggulan dari sumber daya manusianya.” tegas Ivan.
Masih Ivan, Harus dibangun dengan kesadaran kolektif, tidak dibangun dengan satu orang saja. Artinya semua yang berjiwa Mandailing harus ikut dalam proses mematangkan program “Patujoloon Mandailing” ini.
Dalam mensukseskan program “Patujoloon Mandailing”, kata Ivan Iskandar, diperlukan tokoh yang perduli dan ingin berkontribusi dalam program “Patujoloon Mandailing”.
“Mandailing Natal yang macam mana yang kita mau, jadi komunikasi terlebih dahulu ke tokoh, ulama dan yang memiliki kultur dan agama yang melekat kuat.”sebutnya.
Hal yang mendasar “Patujoloon Mandailing” menyusun programnya.Menjadi Bupati adalah sasaran antara, bukan tujuan utama. Program atujoloon harus mengakar.
Untuk itu jelasnya, beliau akan gandeng semua agar ‘virus’ kemajuan ini bisa menyebar. Mindset warga satu daerah ini harus kita gaungkan diterdepan:
“Bagaimana kita mampu memancing ghirah “Patujoloon Mandailing ” ke semua warga. Kalau soal Bupati sudah di catat di Lauhul Mahfuds, sehingga Bupati itu bukan tujuan utama, tetapi program Patujoloon ini yang harus dingaungkan,” kata Ivan Iskandar Batubara yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Kadin Pusat yang menjadi koordinator dua provinsi.
Ia berharap semua satu frekuensi dengan program Patujoloon Mandailing ini. Sehingga generasi ke depan bisa diperbaiki dengan program “Patujoloon Mandailing”.
Intinya jelas Ivan, korban sudah banyak dan salahnya di mana. Dan salah itu ada di kita semua. Sebab masih banyak orang baik yang hanya diam tidak berbuat apa-apa. “Harus ada upaya untuk membalikkan situasi ini, generasi kita saat ini atau generasi yang di depan kita,” tutupnya. (wol/pel)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post