MEDAN, Waspada.co.id – Penyuluhan mengenai pencegahan maloklusi serta topikal aplikasi fluor merupakan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan oleh dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (FKG USU) yang diketuai oleh Dr drg. Erliera Sp.Ort Subsp DDTK(K) bekerja sama dengan Ikatan Ortodonti Indonesia, Pengwil Sumatera Utara.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa-siswi dan guru mengenai pencegahan dan dampak maloklusi terhadap psikososial individu di SMPN 30 Medan pada 30-31 Agustus 2024.
Program ini merupakan salah satu kegiatan tridharma dalam usaha mendukung pembangunan kesejahteraan sosial dalam pemberdayaan masyarakat Indonesia, khususnya pada anak-anak murid usia menengah (12-15 tahun) pada daerah rural Kota Medan.

Maloklusi adalah bentuk susunan gigi yang menyimpang dari normal dan merupakan salah satu kelainan dentofasial yang bersifat morfogenik (genetik). Maloklusi menjadi masalah kesehatan gigi kedua terbesar setelah karies pada remaja dengan prevalensi sebesar 90% pada tahun 1983 dan sebesar 89% pada tahun 2006.
Maloklusi selain disebabkan oleh karena genetika yang diturunkan oleh kedua orangtua, dapat disebabkan oleh karena kebiasaan buruk fungsi stomatognasi (fungsi pernafasan, fungsi pengunyahan, fungsi penelanan, fungsi berbicara dan fungsi sendi rahang) pada daerah rongga mulut dan hal lainnya.
Deteksi dini dari kebiasaan buruk, seperti bernapas melalui mulut, menjulurkan lidah, mengisap ibu jari, mengigit kuku, menopang bahu, dan bruxism, dan penerapan dalam menghentikan kebiasaan buruk tersebut sangat penting dilakukan untuk menghindari efek yang merugikan pada perkembangan oklusi.

Gangguan fungsi stomatognasi dapat mengganggu estetika wajah sehingga mengurangi kepercayaan diri seseorang.
Penyebab lain maloklusi adalah kondisi gigi sulung yang mengalami lubang atau karies yang besar, pada kasus tertentu harus dicabut sebelum waktunya tanggal untuk mencegah penyebaran infeksi.
Maloklusi yang disebabkan oleh kehilangan gigi prematur dapat menyebabkan bergesernya gigi lain menutup ruang gigi yg tercabut sehingga hilangnya ruangan untuk tumbuhnya gigi permanen.
Maloklusi telah terjadi pada anak usia dini sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter gigi untuk dicegah. Maloklusi pada masa remaja dan dewasa sering terjadi lebih kompleks.
Pemeriksaan dan perawatan wajib dilakukan oleh dokter gigi yang lebih berkompeten yaitu dokter gigi spesialis ortodonti atau dokter gigi umum yang sedang menempuh Pendidikan Spesialis Ortodonti di Rumah Sakit Gigi Mulut institusi Pendidikan di masing-masing kota.
RSGM Universitas Sumatera Utara salah satu rumah sakit yang memiliki peserta didik dokter gigi yang menempuh Pendidikan Spesialis Ortodonti dibawah bimbingan Profesor, Doktor dan dokter gigi spesialis Ortodonti konsultan.
Pada kegiatan PKM di SMPN 30 Medan ini, Ketua Pengabdian Masyarakat ini, Dr drg. Erliera Sp.Ort Subsp DDTK(K), memberikan edukasi cara pencegahan gigi berlubang dan terjadinya maloklusi, melakukan peragaan cara menyikat gigi yang benar. Melakukan diagnosis dini dari maloklusi dengan pencetakan gigi, foto intraoral dan ektraoral dengan, dan pemberian TAF kepada siswa kelas 1, 2, dan 3 SMPN 30 Medan.
Kepala SMPN 30 Medan, Horas Pohan SPd MM, memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Staf Pengajar FKG USU beserta ikatan profesi IKORTI Pengwil Sumut.
“Saya senang karena adanya kegiatan penyuluhan ini dapat memberikan pemahaman kepada siswa-siswi kami mengenai pencegahan maloklusi pada gigi karena memberikan dampak baik bagi masyarakat dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut khususnya kepada siswa SMPN 30 Medan,” ujar Horas Pohan.
Dr drg. Erliera Sp.Ort Subsp DDTK(K) menyampaikan harapannya untuk siswa-siswa SMPN 30 Medan dan masyarakat, bahwa perawatan ortodonti sebaiknya tidak dilakukan di tempat yang tidak kompeten seperti tukang gigi atau salon gigi.
Sudah seharusnya dilakukan oleh dokter gigi spesialis ortodonti atau dengan peserta didik dokter gigi spesialis ortodonti di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (PPDGS Ortodonsia) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Acara pengabdian secara resmi diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan pada ruang guru dan foto bersama.(wol/azr/d2)
Discussion about this post