JAKARTA, Waspada.co.id – Rapat kabinet perang Israel dikabarkan berlangsung alot karena ketidaksepakatan terkait gencatan senjata dalam perang melawan Hamas.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, para anggota partai Likud yang berkuasa di bawah kepemimpinan Netanyahu, bahkan menyuarakan rasa frustrasi mereka. Dikatakan ada banyak tekanan dari kubu sayap kanan.
“Jika Netanyahu membuat kesepakatan yang mereka anggap tidak menguntungkan Israel, mereka akan keluar dari pemerintahan,” demikian diberitakan oleh media tersebut.
Banyak pejabat Israel yang dikatakan tidak ingin melihat ribuan tahanan Palestina di negara tersebut dibebaskan, sebagai bagian dari kesepakatan pembebasan sandera Hamas.
Ini bukan kali pertama kabinet perang Israel dikabarkan terpecah. Pada Januari 2024, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant cekcok dengan Netanyahu hingga keluar dari rapat kabinet perang.
Menurut laporan The Times of Israel, insiden itu terjadi pada Sabtu (13/1/2024) malam waktu setempat saat rapat kabinet perang berlangsung. Setelah berdebat dengan Netanyahu, Gallant tiba-tiba keluar dari ruangan tempat rapat kabinet perang Israel berlangsung.
Media lokal Israel melaporkan bahwa ada perdebatan tentang kehadiran penasihat atau ajudan dalam rapat tertutup itu, menurut sumber yang hadir.
Netanyahu, Gallant, dan Menteri Benny Gantz adalah anggota utama kabinet perang Israel, yang membawa Partai Persatuan Nasional ke dalam pemerintahan untuk membantu mengawasi perang melawan Hamas. (wol/bloomberg/pel/d1)
Discussion about this post