PANTAI CERMIN, Waspada.co.id – Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mengadakan sosialisasi percepatan rehabilitasi mangrove serta perencanaan perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai).
Acara tersebut berlangsung di Theme Park Resort dan Hotel, Kecamatan Pantai Cermin, Rabu (11/9).
Kepala Sub Kelompok Kerja Restorasi Gambut dan Mangrove, Budiyanto, menjelaskan bahwa Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu dari sembilan provinsi prioritas rehabilitasi mangrove BRGM, dengan luas ekosistem mangrove mencapai 85.223 hektar (Peta Mangrove Nasional, KLHK 2023).
Namun, upaya rehabilitasi di Sumatera Utara menghadapi tantangan, seperti alih fungsi hutan menjadi pemukiman dan industri, variasi tipologi lokasi, eksistensi satwa liar, dan keterbatasan bibit mangrove.
“Rehabilitasi mangrove memerlukan kolaborasi antar sektor agar berjalan secara berkelanjutan,” ujarnya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam kegiatan ini, mengundang masyarakat dan pemangku kepentingan untuk berdiskusi mengenai pelaksanaan rehabilitasi serta memperoleh dukungan dari masyarakat setempat.
Ia menyebut, strategi yang digunakan BRGM yaitu 3M, memulihkan, meningkatkan, dan mempertahankan, bertujuan untuk mengembalikan kondisi mangrove yang rusak, meningkatkan kerapatan mangrove, dan mempertahankan kondisi lanskap yang baik.
“Sejak tahun 2021 hingga 2022, rehabilitasi mangrove di Sumatera Utara telah dilakukan di area seluas 7.932 hektar,” pungkasnya.
Pj. Sekda Sergai Rusmiani Purba, menekankan bahwa rehabilitasi mangrove menjadi prioritas dalam RPJMD Kabupaten Sergai 2020–2025, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami sangat mendukung kegiatan ini, dan semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat Serdang Bedagai khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” ucapnya.
Sementara itu, Triko, Kepala Kelompok Kerja Pengawasan Internal BRGM, menyambut baik dukungan dari Pemerintah Daerah serta berbagai instansi. Ia berharap hubungan kerjasama dengan berbagai pihak terus berlanjut guna mendorong percepatan rehabilitasi mangrove.
BRGM juga menjalankan pendekatan berbasis masyarakat, seperti program Desa Mandiri Peduli Mangrove (DMPM) dan pelatihan ekonomi masyarakat.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui usaha berbasis mangrove, seperti budi daya dan pengembangan produk olahan makanan dan batik mangrove” ujarnya.
Tahun ini, lanjutnya, BRGM optimis menjalankan program rehabilitasi mangrove dengan skema pendanaan dari Bank Dunia melalui program Mangrove for Coastal Resilience (M4CR).
Program ini dilaksanakan di empat provinsi, termasuk Sumatera Utara, dengan target rehabilitasi mangrove seluas 75.000 hektar hingga 2027.
“Di Sumatera Utara, rehabilitasi dengan skema M4CR ini ditargetkan mencapai 6.078 hektar yang tersebar di delapan kabupaten dan 93 desa,” tutupnya.
Sosialisasi ini dihadiri dihadiri oleh Kelompok Kerja Pengawasan Internal, Pemkab Sergai, Distrik Militer 0204/Deli Serdang, Polres Sergai, BPDAS Wampu Sei Ular, Kantor Pertanahan Sergai, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provsu, NGO, dan para kelompok masyarakat. (ol/rzk/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post