MEDAN, Waspada.co.id – Guru besar fakultas kedokteran USU, Prof Dr dr. Ridha Dharmajaya Sp.BS (K) mulai lakukan gerakan literasi masjid di Kota Medan.
Mengawali niat mulianya, guru besar Prof Ridha membuat gerakan di Masjid Zubaidah yang berada di kawasan Jalan Pemuda, Medan.
Sebagai masjid yang berdiri sejak 2017 silam dan berada di sekitar kawasan sibuk dengan sejumlah perusahaan dan kantor di sekitarnya, menurutnya sebagai langkah tepat untuk memulai perjalanan literasi masjid dimulai dengan membagikan buku bacaan secara simbolik pada Sabtu (24/2) kemarin.
“Kita berharap tumbuhnya generasi-generasi muda yang terbaik khususnya pemuda Muslim yang memperkuat generasi muda Indonesia secara keseluruhan. Dan masjid adalah salah satu benteng mempertahankan kualitas tersebut. Dalam kondisi generasi muda yang diharapkan berkualitas yakni pintar punya akhlaq yang baik sehat dan kuat,” ujar inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) itu.
Bicara pintar dan berakhlaq yang baik itu sebut guru besar Prof Ridha berangkat dari sekolah keluarga dan masjid.
“Selama ini kita sudah bicara di banyak sekolah, dan keluarga. Namun, masjid sebagai sebuah gerakan untuk memperkuat intelektualitasnya belum dilakukan secara maksimal. Makanya kita mengambil Medan sebagai prototipe bagaimana kita memperkuat lahirnya intelektualitas khususnya di kalangan generasi Muslim dengan hal ini menggerakkan literasi masjid,” ungkapnya.
Tak hanya berhenti di Masjid Zubaidah, gerakan ini juga bilang Prof Ridha rencananya akan dilanjutkan ke masjid lainnya di Kota Medan.
“Kita akan jadikan masjid Zubaidah sebagai tolak ukur karena ini banyak dikunjungi di waktu-waktu produktif di siang hari. Ini akan memberikan manfaat wawasan buat mereka dengan buku yang kita sediakan,” harapnya.
Sementara itu harapan senada disampaikan BKM Zubaidah, Arsyad Kamal.
Sebagai kaum muda, Kamal berharap gerakan literasi masjid yang dilakukan Prof Ridha tak berhenti di tengah jalan.
“Kita berharap ini bukan yang terakhir tapi berkesinambungan. Generasi muda ke depan bisa menjadikan masjid sebagai tempat peradaban. Di sela-sela waktu.menunggu azan ini bisa diberdayakan dengan membaca, memperbanyak literasi dan memperkuat intelektual,” ucapnya mengakhiri. (wol/rls/pel/d2)
Discussion about this post