MEDAN, Waspada.co.id – Kepala daerah terpilih akan bertugas memimpin Sumatera Utara untuk lima tahun ke depan.
Sejumlah tantangan besar pembangunan ekonomi sudah di depan mata. Terlebih ada kebijakan penghematan/pengalihan anggaran yang membuat motor penggerak ekonomi melemah akselerasiinya. Ditambah dengan memburuknya kondisi ekonomi dunia yang terhimpit oleh memburuknya tensi geopolitik ekonomi.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan untuk sumatera utara sendiri, potensi koreksi pada pertumbuhan ekonominya akan lebih besar dibandingkan dengan provinsi lain yang ada di Indonesia.
“Jadi kalau melihat kinerja pertumbuhan ekonomi Sumut 2024 yang mencapai 5.03% (c to c), sebenarnya Sumut masih ditopang oleh anggaran PON yang turut mendongkrak perekonomian di wilayah ini,” tuturnya, Senin (24/2).
Selebihnya perekonomian Sumut tak ubahnya pertumbuhan ekonomi provinsi lain, yang pada tahun kemarin diuntungkan dengan limpahan belanja dari perhelatan pemilihan umum.
“Jadi di tahun 2025 ini, day abeli masyarakat yang tercermin dari belanja rumah tangga sudah tidak mendapatkan momentum besar. Artinya ekonomi Sumut dari sisi pengeluaran akan kembali dalam stelan pabrik,” jelasnya.
Sulit untuk mengharapkan dorongan pertumbuhan ekonomi dari belanja pemerintah yang mengalami pemangkasan anggaran belakangan ini. Sementara itu, sektor swasta juga terbebani oleh memburuknya kondisi ekonomi eksternal, yang tercermin dari menurunnya ekspor Sumut secara ril sebesar 10.9% di November 2024 (Year to Date).
“Di sisi lain, terjadi kenaikan ekspor Sumut secara nominal seiring dengan membaiknya harga komoditas ditambah dengan pelemahan mata uang rupiah. Saya mengucapkan selamat datang Pak Bobby Nasution yang menjabat sebagai Gubernur Sumut periode 2025 – 2029. Berikut sejumlah kepala daerah tingkat II di wilayah Sumatera Utara,” ungkapnya.
Tantangan pembangunan ekonomi Sumut ke depan akan jauh lebih berat dari realisasi tahun 2024 silam. Problematika ekonomi juga berpeluang memburuk jika tensi geopolitik ekonomi kian memanas. Saya memperkirakan akan ada banyak anggaran pemerintah daerah yang alami defisit di tahun 2025 ini.
“Peran negosiasi kepala daerah dalam mendatangkan anggaran di luar APBN, termasuk investor hingga optimalisasi pembiayaan dari Bank Daerah sangat dibutuhkan di sini,” jelas Gunawan.
“Masyarakat Sumut tentunya berharap besar kepada Pak Bobby Nasution dalam mengatasi sejumlah tantangan ekonomi Sumut 5 tahun ke depan. Dan pembangunan juga akan optimal, jika sinergi antara pemerintah pusat, provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota. Ini yang seharusnya dipahami oleh masing masing kepala daerah,” tandasnya. (wol/eko/d2)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post