MEDAN, Waspada.co.id – Dewan Pengurus Cabang (DPC) Perhimpuan Advokat Indonesia (Peradi) Kota Medan menggelar diskusi publik bertemakan ‘Kota Medan 5 Tahun ke Depan’ di Hotel Emerald Garden Medan di Jalan Kolonel Yos Sudarso, Jumat (14/9) sore.
Dalam acara ini, DPC Peradi Medan mengundang 3 narasumber yang merupakan calon wali kota dan wakil wali Kota Medan yaitu Rico Tri Putra Bayu Waas-Zakiyudin Harahap, lalu Ridha Dharmajaya-Abdul Rani, dan Hidayatullah-Yasir Ridho Lubis.
Dalam diskusinya, Prof Ridha mengapresiasi kegiatan diskusi yang diselenggarakan oleh DPC Peradi Medan itu. Bahkan, Dia merasa terhormat bisa diundang dan hadir di diskusi publik ini.
“Saya merasa terhormat bisa hadir di sini dan Saya mencintai kegiatan seperti ini, jadi saya tau apa yang kurang dari kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan,” ucapnya.
Sementara dalam diskusinya, Prof Ridha memaparkan visinya jika terpilih menjadi Wali Kota Medan Dia akan membangun masyarakat Kota Medan yang adil, makmur, lestari, berkeadaban, sehat jiwa dan raganya.
Prof Ridha juga berpendapat bahwa saat ini problem ekstrim yang terjadi di Kota Medan yaitu problem kemiskinan.
“Kemiskinan merupakan problem ekstrim di Kota Medan. Ini problem yang harus dicari jalan keluarnya secepatnya, apa pun yang terjadi, dan apapun yang harus dilakukan untuk menyelesaikan problem ini,” ucapnya.
Lagi-lagi, Prof Ridha yang hadir dengan menggunakan kemeja putih itu membahas tentang filosofi “Ada nasi panas, di meja keluarga” yang mengartikan ada kehidupan keluarga yang baik disitu.
“Saya mau mastikan ada nasi panas disetiap warga yang berada di kota Medan. Filosofi nasi panas itu tadi, menunjukan ada seorang suami yang membelikan beras dan istri yang memasak dan anak-anak yang menikmati hidangan. Nah, itu struktur keluarga yang sempurna,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPC PERADI Kota Medan Dwi Ngai Sinaga SH MH didampingi Sekretaris Gerald Partogi Siahaan SE SH MH MM menyebut acara diskusi publik ini berjalan dengan sukses. Namun, dia mengaku perlu dipahami latar belakang kegaitan ini adalah organisasi advokat merupakan kontrol sosial.
“Jadi apa menjadi niat kami, jadi ingat Peradi RBA tidak terafiliasi dengan partai politik. Jadi gagasan ini mengingat menimbang banyak sekarang proyek lima tahunan yang mana ada titipan money politik. Sehingga hari ini kita mencoba cerdaskan masyarakat dengan mengundang tiga kandidat,” katanya kepada wartawan.
Dwi Ngai menyayangkan dua kandidat paslon Walikota-Wakil Walikota Medan yang tidak hadir dalam diskusi publik ini. Advokat inipun merasa kecewa.
“Kegiatan ini terdiri dari teman-teman advokat, akademisi, mahasiswa dan beberapa elemen masyarakat. Boleh dilihat tadi mereka sangat kecewa. Kecewanya kenapa, meraka ini pengen melihat gagasan loh, mereka tidak berharap didatangi meraka sudah datang aja tapi narasumber tidak hadir, itulah kekecewaan kita,” pungkasnya. (wol/ryp/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post