MEDAN, Waspada.co.id – Sebagai upaya menyambut Indonesia Emas 2045 di tengah situasi bonus demografi yang dialami Indonesia, beragam hal dilakukan.
Salah satunya pemanfaatan teknologi digital. Teknologi digital dianggap memiliki peran yang cukup penting dalam melahirkan generasi emas.
Hal itu diungkap Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI), Prof.Dr.dr Ridha Dharmajaya Sp.BS (K).
Guru besar fakultas kedokteran USU itu menyebutkan jika generasi Z sebagai pewaris bangsa harus memanfaatkan teknologi di tengah perkembangan zaman.
“Lima hingga sepuluh tahun ke depan, generasi muda kita tidak hanya bersaing dengan sesama atau saingan yang hadir dari luar. Tapi ke depan generasi muda kita juga akan bersaing dengan mesin. Jangan sampai kita tertinggal dan kita harus menguasai teknologi digital,” ungkapnya saat mengisi materi di SMPN 3 Medan dengan tema memotivasi Gen-Z dengan gerakan gadget sehat, Sabtu (3/2).
Kendati memiliki dampak negatif jika salah dalam penggunaan teknologi digital seperti gadget, Prof Ridha mengingatkan dan mengajak para generasi muda termasuk siswa SMPN 3 Medan agar bijak dalam penggunaannya.
“Jadikan teknologi sebagai media positif, kreatif dan kalau bisa menghasilkan. Di tengah perkembangan zaman adik-adik harus menjadi generasi yang berkualitas, yakni sehat, pintar dan berakhlakul karimah, karena itu bukanlah pilihan tapi kewajiban. Sehingga misi menciptakan generasi emas bisa terwujud,” ungkapnya.
Menyahuti hal itu, Kepala SMPN 3 Medan, Arifuddin SPd, MM, turut mengakui jika teknologi digital memiliki peran sangat penting dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Dalam mendukung pencapaian itu, dirinya mengaku SMPN 3 Medan turut memanfaatkan teknologi digital dalam mendukung proses belajar mengajarnya.
“Kita di SMP negeri 3 Medan memang tidak melarang penggunaan teknologi digital dalam hal ini gadget laptop dan alat komunikasi lainnya di kalangan siswa dan guru-guru,” katanya.
Akan tetapi sebutnya, ada ketentuan internal dalam membatasinya dan hanya bisa digunakan ketika jam belajar.
“Ketika guru mengijinkan untuk googling misalnya, nah itu diperbolehkan tetapi sejauh ini penggunaan gadget dan sebagainya itu juga diatur untuk kesehatan anak-anak kita dan ketertiban belajar di sekolah kita,” ungkap Arifuddin.
Untuk mendukung prosesnya, sambung Arifuddin, para guru memiliki suatu aplikasi yang diberi nama Merdeka Belajar.
“Guru-guru aktif melakukan diskusi di dalam aplikasi itu. Anak-anak juga dibimbing guru untuk masuk ke aplikasi-aplikasi yang bermanfaat bagi kemajuan belajar mereka,” terang Arifuddin lagi.
Dalam kesempatan itu juga, Arifuddin menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Prof Ridha, yang menjadi sosok penting penggerak gadget sehat di Indonesia khususnya Sumatera Utara.
“Kami juga di SMP 3 berterimakasih prof Ridha Darmajaya berkenan hadir memberikan pencerahan khusus kepada siswa kita kelas sembilan bagaimana sehat menggunakan gadget. Jadi motivasi yang disampaikan itu sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup mereka dan kesehatan otak mereka,” ucapnya mengakhiri. (wol/rls/ags/d1)
Discussion about this post