JAKARTA, Waspada.co.id – Mahalnya harga beras tentu membuat banyak orang panik. Pasalnya, masyarakat di Indonesia selama ini kerap bergantung pada nasi sebagai sumber karbohidrat sehari-hari.
Bahkan, kerap muncul celetukan ‘makanan belum lengkap jika tak ada nasi’. Sehingga, ketika harga beras naik cukup signifikan, masyarakat mulai uring-uringan.
Chef Renatta pun memberikan informasi sejumlah alternatif bahan makanan yang menjadi sumber protein selain nasi. Beberapa bahan makanan tersebut pun mudah dijumpai di tanah air seperti singkong, ubi, talas, kentang, dan beberapa makanan lainnya. Menurutnya, sumber karbohidrat tersebut sama baiknya dengan nasi.
Sehingga, masyarakat tak perlu khawatir ketika tak mengonsumsi nasi setiap harinya seperti yang menjadi kebiasaan selama ini. Kebutuhan karbohidrat pun akan tetap tercukupi.
“Ada singkong, ubi, talas, plantain/pisang olah, kentang, sagu, kacang-kacangan, dsb. Semuanya karbohidrat baik dan banyak orang masih aja sakau kalo gak ketemu nasi,” ujar Chef Renata dikutip dari cuitan akun X pribadinya.
Bahkan, Chef Renatta juga mengimbau untuk mengubah kebiasaan dengan mengolah makanan yang lebih variatif salah satunya dengan mencoba berbagai sumber karbohidrat. selain nasi.
“Ayo ibu/bapak yang masak di rumah buat keluarga ganti kebiasaan dan mulai makan yang variatif,” tuturnya.
Beberapa netizen nampaknya masih bersikeras untuk menjadikan nasi sebagai sumber karbohidrat sehari-hari. Seperti yang disampaikan akun @G_thulank.
Dia merasa permasalahan masyarakat saat ini bukan hanya mengenai kebutuhan karbohidrat yang tercukupi melainkan pula membutuhkan pengolahan yang lebih praktis. Memasak nasi dirasa jauh lebih mudah ketimbang harus mengolah singkong, ubi atau kentang.
“Sebenarnya bukan masalah itu chef, masalah pengolahannya. Masak nasi itu kan cuma cuci beras kemudian masukin ke Magicom tunggu 30 menit, jadi nasi. Cuma ngabisin listrik 2.500 rupiah, dan kalo singkong, sagu dan lainnya harus diolah lagi pake minyak, garem, gula, kelapa dll,”ujarnya.
Chef Renatta pun membalas komentar itu dengan menyebut bahwa pengolahan singkong juga bisa lebih praktis dengan berbagai cara, seperti yang biasa dilakukan di Indonesia bagian Timur. “Emang singkong cuma bisa digoreng? Coba kulik resep-resep asli indonesia timur,” balas Chef Renatta.(wol/okezone/eko/d2)
Discussion about this post