MEDAN, Waspada.co.id – Harga sejumlah kebutuhan pokok belakangan ini bergerak melandai di Sumut. Terbaru harga cabai merah dan bawang merah mengalami penurunan dalam sepekan terakhir.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan di awal pekan ini harga cabai merah dan bawang merah ditransaksikan rata-rata Rp32.600 dan Rp28.500 per Kg, berdasarkan PIHPS (pusat informasi harga pangan strategis) Sumatera Utara.
“Sementara itu, harga beras terpantau bergerak stabil dengan kecenderungan turun. Di awal pekan ini, harga beras di Sumut rata-rata mengalami penurunan Rp50 per Kg dibandingkan perdagangan akhir pekan kemarin. Harga beras medium ke premium saat ini ditransaksikan dalam rentang Rp14.000 hingga Rp14.950 per Kg nya,” tuturnya, Senin (29/7).
Ke depan, musim panen padi di Sumut sudah dimulai pada bulan agustus. Dan pasokan padi di Sumut akan mengalami peningkatan karena panen padi selanjutnya akan lebih besar dan mendorong sisi pasokan yang ada di Sumut. Sehingga berpeluang menekan harga beras nantinya, terlebih tren harga gabah belakangan ini juga mulai menunjukan penurunan.
“Saat ini, HET beras medium dari Bulog untuk wilayah sumatera utara berada di harga Rp13.100 per Kg. Jika terjadi penurunan pada harga beras lokal, maka konsumen dengan sendirinya akan lebih memilih beras lokal ketimbang beras bulog. Sekalipun dengan kualitas yang sama, namun beras Bulog memiliki rasa yang sedikit berbeda dengan beras lokal,” ungkapnya.
Beras lokal lebih pulen sehingga lebih sesuai dengan lidah masyarakat, dibandingkan dengan beras Bulog yang didatangkan dengan cara diimpor. Jadi potensi penurunan harga beras di musim panen nanti pada dasarnya tidak akan terganggu dengan kehadiran beras Bulog di pasar.
“Namun untuk menjaga agar harga gabah di petani tidak turun dalam, maka pemerintah bisa menugaskan Bulog untuk melakukan dua hal,” katanya.
Pertama, kurangi distribusi beras bulog (SPHP) di pasaran atau langkah untuk tidak mendistribusikan beras SPHP juga bisa dilakukan sementara. Beras Bulog didistribusikan hanya untuk bantuan pangan kepada masyarakat.
“Kedua, Bulog diminta menyerap gabah maupun beras petani. Sehingga dari sisi demand atau permintaan bisa menahan potensi penurunan harga gabah,” tandasnya.(wol/eko/d2)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post