Waspada.co.id – Pemeriksaan mata pada anak usia dini sangat penting dilakukan demi memastikan perkembangan mata berjalan normal. Apalagi kini banyak anak-anak yang menghabiskan banyak waktu di depan gadget sehingga berisiko mengalami gangguan mata.
Sayangnya, hingga saat ini banyak orang tua yang belum peduli tentang melakukan pemeriksaan mata kepada anak-anak mereka.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan VIO Optical Clinic terhadap 2.322 anak di tiga sekolah yakni sekolah SD/SMP PAHOA di Tangerang, Global Prestasi School di Bekasi, SD Negeri Jakasampurna 2 Bekasi, dan SDN 01 Menteng Jakarta Pusat, sebanyak 40 persen murid belum pernah melakukan pemeriksaan mata.
Sementara itu 37 persen anak mengalami gangguan refraksi salah satunya myopia. Jika kondisi ini dibiarkan, WHO memprediksi 50 persen dari penduduk dunia akan mengalami myopia atau rabun jauh (mata minus) pada 2050.
Hal itu juga disampaikan oleh Founder & Chief Doctor VIO Optical Clinic dr Andri Agus Syah, OD, FPCO, FAAO, FIALVS bahwa berdasarkan dari apa yang ditemukan di kliniknya, masih banyak orang tua yang belum sadar dan mengerti tentang permasalahan mata anak.
“Kan kita nggak tahu apa yang anak lihat, saking sibuk kita lupa lakukan pemeriksaan. Diharapkan orang tua periksa mata secara dini dan rutin kalau ada kondisi mata silinder dan minus bisa diatasi dini sehingga bisa diatasi lebih cepat,” ujar dr Andri saat ditemui di VIO Optical Clinic, Kamis (13/6/2024).
Berdasarkan riset dan survei yang dilakukan, banyak anak yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah penglihatan. Hal ini sering kali karena mereka menganggap kondisi penglihatan mereka sebagai ‘normal’ atau karena kurangnya pemahaman mengenai tanda-tanda masalah penglihatan.
“Tanpa diagnosis dan intervensi yang tepat, masalah penglihatan bisa mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar dengan efektif, yang pada gilirannya dapat menurunkan motivasi dan prestasi akademik,” katanya.
Dokter Andri menjelaskan beberapa gangguan mata yang sering dialami anak-anak adalah kelainan refraksi, amblyopia (mata malas), konjungtivitis serta yang paling banyak adalah myopia. Semakin cepat masalah mata ditemukan, semakin cepat juga anak bisa mendapatkan perawatan dan dukungan yang dibutuhkan.
“Data menunjukan bahwa terdapat peluang 81 persen gangguan penglihatan dapat dihindari jika diagnosis dan diobati sejak dini,” ucapnya.
Untuk itu, dr Andri menyarankan untuk melakukan pemeriksaan mata minimal setiap enam bulan sekali.
“Tergantung dengan kondisi minus atau silinder saat ditemukan saat pemeriksaan. Lihat aktivitasnya juga, apalagi aktivitas gadgetnya banyak atau genetik. Baru disitu bisa ditentukan seberapa sering pemeriksaan, tapi setiap orang berbeda. Kalau saran saya 6-12 bulan sekali,” katanya. (okezone.com)
Discussion about this post