MEDAN, Waspada.co.id – Medan butuh Wali Kota yang berpengalaman, itu lah kalimat yang sering terucap oleh warga Kota Medan tatkala musim Pilkada sedang berlangsung.
Di antara semua pasangan calon (Paslon) Wali Kota Medan yang ikut kontestasi Pilkada, hanya Paslon nomor urut 3 Hidayatullah-Yasyir Ridho Loebis (HIRO) yang bisa menunjukkan pengalaman matangnya dalam berbagai aspek.
Pengalaman HIRO bisa dilihat secara jelas dalam debat publik yang diselenggarakan KPU Medan. HIRO selalu menguasai debat publik yang mana jadi ajang adu gagasan para calon Wali Kota Medan.
Sejak debat pertama hingga ketiga, HIRO tidak pernah membawa contekan, seperti catatan atau sejenisnya. Berbeda dengan Paslon lainnya yang terlihat selalu membawa catatan saat debat.
Tak seperti kedua pasangan lainnya yang bahkan bertanya pun sambil membaca contekan, Pasangan HIRO dengan kepiawaian dan pengalamannya tidak menggunakan alat bantu tersebut.
Pasangan HIRO dengan pengalamannya mampu menjawab seluruh pertanyaan dari panelis dan calon lain dengan lugas.
Pada debat publik ketiga yang diselenggarakan KPU Kota Medan, Jumat (22/11) malam, di Hotel Grand Mercure, calon Wali Kota Medan nomor urut 3, Hidayatullah menyampaikan beberapa poin penting. Salah satunya, fasilitas program UHC plus yang tidak hanya memberikan makanan kepada penjaga pasien.
“UHC plus yang kami tawarkan, populer dengan plus-nya adalah makan siang. Tapi plus yang lain itu adalah, banyak laporan dari anggota DPRD kami bahwa sering keluarga pasien diminta beli obat sendiri dengan alasan tidak ditanggung BPJS,” kata Hidayatullah.
“Maka plus yang berikutnya, kita hadir untuk membayar apa yang harus dibayar keluarga pasien yang tidak ditanggung oleh BPJS,” ucapnya.
Tak hanya itu, Pasangan HIRO juga memastikan akan menaikkan insentif Kepala Lingkungan (Kepling) hingga Rp5 juta.
Calon Wakil Wali Kota Medan Yasyir Ridho Loebis menyebutkan program pasangan HIRO dilakukan dengan berbasiskan lingkungan. Untuk itu, pasangan HIRO akan menyiapkan dana lingkungan sebesar Rp100 juta setiap tahun.
“Pembangunan di Medan harus terus berjalan tumbuh dan kembang di segala aspek di kecamatan yang berbasis lingkungan. Basis kami tetap lingkungan, Rp100 juta per lingkungan dan itu merupakan tanggung jawab pasangan HIRO ke depan,” kata Yasyir Ridho.
Yasyir Ridho menjelaskan, dana tersebut dikucurkan untuk memberdayakan masyarakat lingkungan. Program itu, juga berbeda dengan Program Mekar Plus dan beasiswa pendidikan.
“Untuk memberdayakan masyarakat, misalnya ketahanan pangan dan dananya dikelola oleh para Kepling dan masyarakat. Nomenklaturnya tetap di kecamatan, tapi penggunaannya di lingkungan. Ini berbeda dengan Mekar Plus,” jelasnya.
Ia menyebut, semua program prioritas Pasangan HIRO bersumber pada APBD Kota Medan. Pasangan HIRO, tidak akan bergantung kepada investor maupun CSR untuk menggelontorkan bantuan kepada masyarakat.
“Tapi ingat, bahwa 8 program prioritas akan dijalankan dengan menggunakan APBD Kota Medan, tidak bergantung pada investor dan CSR. Investor dan CSR akan membangun infrastruktur di Kota Medan,” pungkas Ridho. (wol/aa/d1)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post