KUTACANE, Waspada.co.id – Kepala Desa Kuta Buluh Kecamatan Bambel Aceh Tenggara (Agara), Muhammad Ramli, mengeluhkan identitas nama desanya yang sering berubah.
Persoalan tersebut kerap menjadi penghambat pada program pembangunan desa yang dipimpinnya.
“Kerap menjadi penghambat program pembangunan infrastruktur desa dan program kesejahteraan masyarakat desa lainnya,” kata Ramli, Minggu (12/5).
Pj Kepala Desa tersebut, menyampaikan persoalan identitas nama desa tersebut, sering menjadi kendala terhadap program pembangunan infrastruktur desa serta program kesejahteraan masyarakat desa.
Terutama dalam kepengurusan usulan program desa dan penerimaan bantuan sosial dari pemerintah.
“Sebenarnya persoalan ini sudah lama berlangsung. Persoalan ini telah sering dibahas oleh Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Pusat, namun belum membuahkan hasil,” jelasnya.
Dijelaskan dia, persoalan identitas nama desanya itu yang pertama bernama Desa Kute Buluh, sering berubah menjadi Desa Kisam.
“Persoalan ini telah pernah dilakukan klarifikasi oleh Pemerintah Kabupaten ke Pemerintah Pusat,” terangnya.
Dia mengatakan, bahwa Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara di tahun 2023, telah melakukan klarifikasi redaksional ketidaksesuaian nama desa.
Klarifikasi itu ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri, guna mempermudah dalam kepengurusan program desa khususnya untuk pengajuan Dana Desa.
Selain itu, menurut Ramli, persoalan tersebut sangat berdampak juga terhadap kesejahteraan masyarakat, tentunya juga sangat berdampak terhadap program kesejahteraan masyarakat khususnya untuk program bantuan sosial.
“Tidak ada satu warga saya pun yang menerima bantuan sosial dari pemerintah karena terkendala dengan identitas desa,” katanya.
Dia juga menjelaskan, persoalan identitas nama desa itu pertama berubah bermula pada tahun 2021.Dia hanya berharap, agar Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Pusat dapat menuntaskan persoalan identitas desanya tersebut. (wol/sur/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post