MEDAN, Waspada.co.id – Sinyal dovish yang disampaikan The FED kemarin telah melambungkan sejumlah aset keuangan.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan dari pengamatannya sinyal tersebut tidak akan bertahan lama, dimana indikasi yang paling mudah terlihat adalah kenaikan IHSG yang justru berbalik mengalami tekanan di sesi perdagangan kedua kemarin.
“Dan berkaca kepada rilis data inflasi produsen (PPI) AS sebelumnya yang menjungkir-balikan keadaan. Dimana ekspektasi pemangkasan suku bunga dibenamkan dengan laju tekanan inflasi yang tidak menunjukan progres sesuai keinginan Bank Sentral. Sehingga pekan depan akan menjadi sangat menentukan, bagaimana pasar menilai kemungkinan sikap dovish The FED jika dikorelasikan dengan rilis data inflasi selanjutnya,” tuturnya, Jumat (22/3).
Sejumlah bursa di Asia pada perdagangan pagi ini mayoritas ditransaksikan melemah. IHSG berpeluang untuk kembali menguji level psikologis 7.300. IHSG pada perdagangan pagi ini melemah tipis dikisaran level 7.335.
Sementara itu, mata uang rupiah juga diperdagangkan sedikit melemah terhadap US Dolar. Mata uang rupiah diperdagangkan melemah pada pagi ini dikisaran level 15.700 per US Dolar.
“Di sisi lain, harga emas kembali terkoreksi dan diperdagangkan di bawah level psikologis $2.200 per ons troy. Harga emas saat ini ditransaksikan dikisaran level $2.185 per ons troy nya,” ungkapnya.
“Pasar keuangan dan harga emas diporyeksikan akan berada dalam tekanan selama sesi perdagangan hari ini. Dan di akhir pekan ini euphoria sikap dovish The FED diproyeksikan akan berakhir,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post