MEDAN, Waspada.co.id – Data penjualan ritel Februari akan menjadi data ekonomi yang dirilis dari tanah air. Meskipun pengaruhnya ke pasar keuangan tidak begitu signifikan, namun pelaku pasar diproyeksikan tetap akan menjadikan data tersebut sebagai acuan perdagangan, seiring dengan minimnya sentimen pasar pada perdagangan hari ini.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan pada perdagangan besok ada rilis data neraca perdagangan yang akan menjadi fokus pasar di tanah air.
“Pagi ini, kinerja indeks sejumlah bursa di Asia ditransaksikan mendatar dengan kecenderungan menguat. IHSG pada sesi pembukaan perdagangan hari ini juga ditransaksikan melemah tipis di level 7.405. Kinerja IHSG berpeluang untuk bergerak sideways dalam rentang 7.370 hingga 7.420. Akan tetapi dengan melihat kinerja IHSG yang menguat pada perdagangan kemarin, maka IHSG berpeluang untuk lebih banyak ditransaksikan di zona merah selama sehari perdagangan,” tuturnya, Kamis (14/3).
Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah ditransaksikan sedikit mengalami pelemahan pada sesi perdagangan pagi ini. Rupiah mengalami pelemahan di level 15.580 per US Dolar. Kinerja mata uang Rupiah sejauh ini mengalami pelemahan seiring dengan terus meningkatnya imbal hasil US Treasury 10 tahun yang saat ini ditransaksikan dikisaran 4.19%.
“Rupiah berpeluanguntuk bergerak dalam rentang 15.550 hingga 15.600 per US Dolar. US Dolar masih berpeluang untuk menekan kinerja mata uang Rupiah, setelah data inflasi AS sebelumnya merealisasikan angka yang kurang begitu meyakinkan untuk pemangkasan besaran bunga acuannya,” ungkapnya.
“Di sisi lain harga emas kembali mengalami kenaikan mendekati level $2.200 per ons troynya. Sejauh ini harga emas ditransaksikan dikisaran $2.175 per ons troy. Jauh menguat dari posisi perdagangan kemarin,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post