MEDAN, Waspada.co.id – Data indeks manufaktur China membaik meskipun masih terkontraksi. Rilis NBS manufacturing china berada di level 49.2 atau membaik dari posisi sebelumnya di level 49. Meski demikiand ata dari China tersebut belum mapu menjadi kabar baik bagi pasar keuangan khususnya pasar saham.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan kinerja bursa saham di Asia bahkan banyak yang ditransaksikan di zona merah pada pedagangan pagi ini.
“Dan pada hari ini, ada banyak agenda ekonomi yang akan menjadi fokus pelaku pasar. Selain data manufaktur China, data-data dari banyak negara baik sekawasan asia atau negara lain, diproyeksikan tidak akan banyak membawa perubahan besar bagi kinerja pasar saham maupun pasar keuangan secara keseluruhan. IHSG sendiri berpeluang untuk bergerak seirama dengan kebanyakan bursa di kawasan Asia pada umumya,” tuturnya, Rabu (31/1).
IHSG pada sesi perdagangan pagi hari ini dibuka menguat di level 7.230. IHSG sangat berpeluang ditransaksikan di zona merah meskipun sejauh ini masih mengalami penguatan. Tekanan pada IHSG datang dari memburuknya mayoritas bursa saham di Asia. IHSG berpeluang untuk ditransaksikan dalam rentang 7.170 hingga 7.230.
Sementara itu, kinerja mata uang rupiah diproyeksikan akan bergerak menguat seiring dengan terus melemahnya imbal hasil US Treasury yang mendekati 4% untuk tenor 10 tahun. Mata uang rupiah berpeluang menguat pada perdagangan hari ini meskipun sejauh ini masih tertekan di kisaran level 15.815 per US Dolar.
Di sisi lain, pelaku pasar tengah menanti bagaimana kebijakan suku bunga acuan The FED pada perdagangan besok.
“Dan pasar juga tengah menanti bagaimana rilis data inflasi di tanah air, serta data ketenaga-kerjaan AS yang akan sangat menentukan arah pasar di akhir pekan ini. Sementara itu, harga emas ditransaksikan stabil dikisaran $2.034 per ons troy,” tandasnya. (wol/eko/d2)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post