Oleh: Aditya Putra
Waspada.co.id – KPPN Sidikalang memperoleh apresiasi sebagai KPPN di wilayah Sumatera Utara dengan nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) terbaik periode Semester I Tahun 2024. Penghargaan ini diberikan dalam kegiatan Rapat Koordinasi Pelaksanaan Anggaran Kanwil dan KPPN di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2024 yang dilaksanakan pada tanggal 17-18 Oktober 2024.
IKPA merupakan salah satu alat yang dikembangkan oleh Kementerian Keuangan untuk menilai kinerja pelaksanaan anggaran Satuan Kerja khususnya Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan APBN.
IKPA sendiri merupakan implementasi dari sebuah teori yang dipopulerkan oleh Richard H. Taller dan Cass R. Sustein yang merupakan peneliti di bidang ekonomi perilaku yang mendalami psikologis manusia bagaimana dalam pengambilan keputusan, khususnya dalam konteks ekonomi yaitu Nudge Theory. Pemikiran mengenai teori ini sebenarnya tidaklah berdiri sendiri, namun merupakan pengembangan dari teori yang telah digagas sebelumnya yang berasal dari berbagai disiplin ilmu, sehingga dapat dimplementasikan di berbagai bidang selain bidang ekonomi.
Nudge bisa diartikan secara bebas yaitu intervensi secara halus yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Konsep ini menyarankan bahwa dengan sedikit perubahan dalam lingkungan atau pilihan yang disajikan, kita dapat mendorong individu untuk membuat keputusan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan masyarakat secara luas, tanpa mengurangi kebebasan mereka untuk memilih.
Tidak hanya dalam bidang ekonomi, Nudge juga telah diterapkan di banyak bidang. Di Stasiun Odenplan, di Stockholm Swedia, sekelompok insinyur dalam kegiatan Fun Change Behavior, merubah anak tangga yang bersisian dengan eskalator dengan bantalan tuts piano yang mengeluarkan bunyi yang unik pada setiap pijakan kaki. Hasilnya lebih dari 66 % para pengguna layanan di Stasiun Odenplan lebih memilih menggunakan tangga dibandingkan eskalator untuk menuju peron kereta.
Dalam bidang Kesehatan, kebijakan sistem pelabelan makanan yang dikenal dengan Nutri-Score merupakan implementasi kebijakan dengan pendekatan nudge. Nutri-Score adalah sebuah sistem pelabelan makanan, yang menggunakan huruf A sampai E dan warna hijau hingga merah, untuk memperlihatkan kualitas nutrisi suatu produk makanan secara cepat dan mudah. Produk dengan skor A dianggap memiliki profil nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan produk yang memiliki skor E. Perancis merupakan negara yang pertama kali menerapkan metode pelabelan ini di setiap produk makanan kemasan. Selain meningkatkan transaparansi terhadap sebuah produk makanan kemasan, kesadaran masyarakat akan pemilihan makanan yang sehat semakin meningkat. Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada pola konsumsi makanan ke arah yang lebih sehat.
Singapura sebagai negara yang dikenal dengan masyarakat yang disiplin karena diikat dengan aturan yang menjerakan, ternyata juga menerapkan nudge dalam sistem transportasi publik. Desain stasiun sebagai salah satu moda trasportasi utama di Singapura disulap menjadi lebih fungsional dan cozy dengan penempatan ruang terbuka hijau, mini café dan desain yang fungsional di sekitar stasiun. Selain itu, Pemerintah Singapura juga memberikan insentif dan diskon bagi pengguna transportasi publik di rush hour, sehingga menggunakan transportasi publik merupakan pilihan yang menarik secara finansial. Namun yang paling tidak kalah penting adalah sosialisasi masif yang dilakukan Pemerintah Singapura dalam bentuk yang kreatif sehingga mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi publik.
Nudge Theory sendiri sudah diterapkan di Kementerian Keuangan, termasuk penerapan IKPA dalam pelaksanaan APBN. Paradigma pelaksanaan anggaran selama ini berjalan lambat, tidak efisien, dan tidak fokus disebabkan kurangnya ukuran pelaksanaan anggaran yang baik dan dapat diandalkan. Untuk itu, Kementerian Keuangan menerapkan IKPA sebagai bagian dari evaluasi efektivitas pelaksanaan anggaran berdasarkan peraturan yang berlaku. Metrik pelaksanaan anggaran dirancang bersifat kuantitatif, sehingga dimungkinkan pengukuran kualitas pelaksanaan anggaran dapat dilakukan secara imparsial.
Perencanaan Anggaran, Pelaksanaan Anggaran dan Output adalah dimensi dimana penilaian dilakukan yang tertuang dalam indikator-indikator yang kemudian dilakukan evaluasi. Sehingga kita dapat menilai kinerja dari Pengguna Anggaran dari sisi perencanaan anggaran, cash forecasting, kepatuhan terhadap aturan dan hasil dari pelaksanaan anggaran. Hasil dari implementasi IKPA secara gradual berhasil merubah kebiasaan lama Pengguna Anggaran yang cenderung mulai melakuan kegiatan di kuartal III, menjadi bergeser ke awal tahun. Selain itu kepatuhan terhadap ketentuan pelaksanaan anggaran menjadi baik dengan penyelesaian tagihan yang lebih tepat waktu dan pertanggungjawaban anggaran yang lebih apik. Pengguna Anggaran dalam pengelolaan kas mampu menyelaraskan rencana kegiatan yang telah disusun lebih awal dan trajectory yang terukur dengan eksekusi kegiatannya. Yang tidak kalah pentingnya adalah progress capaian output suatu kegiatan dapat dilaporkan oleh Pengguna Anggaran secara akurat, sehingga dapat memberikan informasi yang vital bagi penentuan kebijakan Pelaksanaan Anggaran selanjutnya.
KPPN Sidikalang dalam implementasi rangkaian nudge telah berhasil mendorong Satuan Kerja di wilayahnya untuk dapat berkinerja lebih baik lagi. Upaya yang dilakukan meliputi sosialisasi dan bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi berkala, pengembangan sistem informasi, serta koordinasi dengan berbagai pihak terkait. KPPN berupaya mendorong Satuan Kerja untuk lebih efektif dan efisien dalam mengelola anggaran. Selain itu KPPN Sidikalang tidak bosan-bosannya untuk mengimbau Satuan Kerja untuk meningkatkan sinergi antar bidang dan bagian, baik itu supporting unit maupun teknis sehingga muncul komitmen dan konsistensi dalam pelaksanaan kegiatan sesuai yang telah direncanakan sebelumnya. Publikasi secara rutin dilakukan oleh KPPN Sidikalang terkait implementasi IKPA dengan memberikan penghargaaan kepada Satuan Kerja yang berkinerja baik. Untuk Satuan Kerja yang belum baik tidak dikenakan Sanksi namun KPPN Sidikalang selalu berusaha memberikan asistensi agar terciptanya pengelolaan keuangan yang baik di Satuan Kerja.
Capaian nilai IKPA KPPN Sidikalang di Semester I 2024 mencapai 99,88 dengan predikat Sangat Baik, meningkat sebesar 5,41% (YoY) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023. Nilai ini tumbuh sebesar 0,1% (qtq) jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan tren positif sehingga diharapkan kedepannya capaian ini bisa lebih baik lagi di kuartal 3 dan 4 tahun 2024 sehingga mampu mencapai trajectory target penyerapan anggaran di tahun 2024.
Jika kita lihat lebih detail, keberhasilan KPPN Sidikalang dalam capaian IKPA di Tahun 2024 didongkrak dengan persentase penyerapan anggaran yang melebihi target di semester I. Realisasi belanja K/L mencapai Rp248.68 miliar atau sebesar 118,49% dari target realisasi belanja semester I sebesar Rp209,88 miliar. Nilai ini meningkat sebesar 21,31% (YoY) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp204,99 miliar.
Selain penyerapan anggaran yang baik, pada indikator perencanaan anggaran juga mengalami perbaikan yang signifikan. Deviasi anggaran Satuan Kerja di wilayah KPPN Sidikalang per semester I Tahun 2024 tercatat sebesar Rp1,95 miliar atau sebesar 4,49% dari target penyerapan. Nilai ini turun signifikan sebesar 242,75% (YoY) jika dibandingkan dalam periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp6,68 miliar. Dari indikator ini dapat dinilai bahwa kemampuan Cash Forecasting Satuan Kerja KPPN Sidikalang sudah semakin baik.
Hal utama dalam pelaksanaan anggaran adalah hasil dari setiap pundi yang dikeluarkan negara dapat diukur. Oleh karena itu penting bagi Satuan Kerja untuk melaporkan progress capaian output yang telah ditargetkan dalam dokumen anggaran masing-masing Satuan Kerja. Dari 3.522 rincian output yang ada di wilayah KPPN Sidikalang sebanyak 3.516 atau sebesar 99,83% telah dilaporkan tepat waktu dan akurat. Nilai meningkat signifikan jika dibandingkan dengan capaian di periode yang sama tahun 2023 yang hanya mencapai 77,96% dari 3.915 rincian ouput. Kondisi ini menunjukkan komitmen yang nyata dari Satuan Kerja untuk dapat melaporkan capaian output secara cepat dan akurat.
IKPA didesain dengan pendekatan nudge. Intevensi halus yang telah dilakukan, dapat dirasakan secara nyata hasilnya, walaupun bukan dalam waktu yang singkat. Dengan kemampuan merubah perilaku Pengguna Anggaran dalam pengelolaan keuangan negara menuju arah yang lebih baik, secara langsung dapat dirasakan dampaknya tidak hanya bagi pemerintah namun juga masyarakat. Eksekusi kegiatan yang dilakukan pada awal waktu dapat memberikan dampak yang lebih cepat bagi masyarakat dibandingkan mesti menunggu di akhir tahun. Selain itu dengan kondisi keuangan negara yang tidak dalam posisi yang baik, kemampuan Pengguna Anggaran dalam melakukan perencanaan anggaran yang akurat, sudah pasti membantu Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan untuk menyiapkan likuiditas negara dan mengurangi potensi cost of fund secara berlebihan.
Implementasi IKPA memberikan umpan balik yang berharga untuk perbaikan kinerja. Dengan menganalisis hasil penilaian IKPA, Satuan Kerja dapat mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan. Informasi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun rencana perbaikan dan mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mencapai tujuan organisasi. Selain itu publik dapat dengan mudah memantau dan mengevaluasi kinerja pemerintah dalam menggunakan anggaran negara. Semua usaha perbaikan dengan adanya impelementasi nudge melalui IKPA, bertujuan untuk pengelolaan keuangan negara yang lebih baik secara paripurna.
*Kepala Seksi Vera/KI KPPN Sidikalang
Discussion about this post