MEDAN, Waspada.co.id – Data inflasi produsen (PPI) AS mengalami kenaikan secara bulanan di november. Data PPI AS merealisasikan angka sebesar 0.4% atau lebih tinggi dari perkiraan sebesar 0,2 persen.
Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan kenaikan inflasi wholesale AS tersebut menegaskan bahwa peningkatan laju tekanan inflasi AS masih terus berlanjut hingga saat ini.
“Dengan rilis data PPI tersebut, maka pelaku pasar kian pesimis bahwa suku bunga acuan The FED akan dipangkas di bulan ini. Mayoritas bursa di Asia pada perdagangan pagi ditransaksikan di zona merah. IHSG juga terseret arus pelemahan dan dibukan turun di level 7.379. IHSG sendiri diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 7.330 hingga 7.390 di akhir pekan ini,” tuturnya, Rabu (13/12).
Seiring dengan laku kenaikan inflasi AS, imbal hasil US Treasury 10 Tahun juga terkerek naik di atas 4.3%. Yang akan membuat US Dolar menguat terhadap rival mata uang lainnya. Dan Rupiah terpantau melemah di kisaran level 15.970 per US Dolar pada sesi pertama perdagangan.
“Nyaris sentuh 16.000 dan akan tertahan di level psikologis tersebut di akhir pekan ini,” katanya.
Lalu, tidak hanya mata uang Rupiah. Harga emas juga mengalami tekanan selama sesi perdagangan di Amerika.
“Dan pada pagi ini, harga emas terpantau bergerak lebih rendah dibandingkan dengan perdagangan sore kemarin. Harga emas sejauh ini ditransaksikan dikisaran $2.686 per ons troy,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post