SIPIROK, Waspada.co.id – Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Batu Jomba di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan, salah satu jalan vital yang menghubungkan berbagai daerah di Sumatera Utara. Kini ruas jalan itu, bagaikan anak tiri dan nyaris terabaikan.
Terletak di kawasan strategis, jalur ini menjadi saksi bisu dari beragam aktivitas ekonomi dan sosial yang terjadi di sekitarnya. Namun, kondisinya yang memprihatinkan seolah menunjukkan bahwa jalur ini tak mendapatkan perhatian yang layak.
Kerusakan yang Mengkhawatirkan
Memasuki kawasan Batu Jomba, pengendara akan disambut oleh pemandangan jalan yang penuh lobang, aspal yang mengelupas, dan perbaikan tambal sulam yang tak merata.

Tak jarang, kerusakan jalan ini menyebabkan kemacetan panjang dan kecelakaan lalu lintas santapan bagi pengendera, sudah hal lumrah. Pengendara motor maupun mobil harus ekstra hati-hati melewati jalur ini, terutama saat hujan turun yang membuat genangan air menyamarkan lobang-lobang besar di jalan.
Salah seorang pengguna jalan, Parmonangan (46), menceritakan pengalamannya saat melintas di Jalinsum Batu Jomba. “Setiap kali lewat sini, saya harus ekstra hati-hati. Jalan ini dianak tirikan, berlobang dan tak rata membuat perjalanan menjadi sangat tidak nyaman dan berbahaya. Belum lagi kalau malam, penerangan yang minim semakin menambah risiko kecelakaan,” ungkapnya kepada Waspada Online di lokasi, Kamis (30/5) kemarin.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Kerusakan Jalinsum Batu Jomba bukan hanya mempengaruhi kenyamanan berkendara, tetapi juga berdampak signifikan pada perekonomian setempat.
Jalur ini merupakan urat nadi bagi distribusi barang dan jasa dari dan ke berbagai daerah di Sumatera Utara di wilayah Tapanuli bagian Selatan (Tabagsel) yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Kota Padangsidimpuan dan Kabupaten Mandailing Natal.
Kondisi jalan yang buruk menghambat arus distribusi, meningkatkan biaya transportasi, dan pada akhirnya berdampak pada harga barang di pasaran.
“Pedagang sering mengeluhkan keterlambatan pengiriman barang karena kondisi jalan yang rusak parah. Ini tentu saja merugikan kami sebagai penjual dan juga konsumen,” ujar Siti boru Siregar (38), seorang pedagang sembako di pasar tradisional Sipirok.
Harapan untuk Perbaikan
Warga dan pengguna jalan berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk memperbaiki Jalinsum Batu Jomba.
Mereka menilai, perhatian dan tindakan cepat sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah diharapkan dapat mengalokasikan anggaran yang memadai untuk perbaikan jalan dan infrastruktur pendukung lainnya, seperti penerangan jalan dan rambu-rambu lalu lintas.
“Kami sangat berharap pemerintah tidak lagi menutup mata terhadap kondisi Jalinsum Batu Jomba. Perbaikan jalan ini sangat mendesak agar aktivitas ekonomi dan sosial bisa berjalan dengan lancar dan aman,” kata Bangun Siregar SH (52), tokoh masyarakat Sipirok.
Jalinsum Batu Jomba, sebagai salah satu jalur strategis di Sumatera Utara, seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah Pusat dan Provinsi Sumut, karena status jalan nasional.
Kondisinya yang saat ini bagaikan anak tiri yang terabaikan, menuntut adanya perbaikan segera demi kesejahteraan dan keselamatan semua pengguna jalan.
Dengan perbaikan yang tepat, Jalinsum Batu Jomba bisa kembali menjadi jalur yang aman dan nyaman, mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. (wol/acm/d2)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post