Waspada.co.id – Tingkah gemas hewan mungkin membuat Anda ingin membawanya pulang. Tapi, perlu dipahami bahwa memelihara hewan di rumah tidak semata siap melihat hal-hal yang menyenangkan saja.
Direktur Operasional Yayasan Natha Satwa Nusantara, Anisa Ratna Kurnia, menyebutkan minat memelihara hewan memang diperkirakan meningkat, namun belum tentu itu merupakan tren positif. Pasalnya, beberapa peminat hanya memelihara hewan sebagai hobi atau tren saja.
“Jadi, ketika ada jenis anjing atau kucing baru, banyak (hewan peliharaan sebelumnya) yang dihibahkan agar bisa memelihara jenis yang baru,” katanya.
Ia menegaskan bahwa memelihara hewan adalah komitmen seumur hidup. Karena itu, sebelum memutuskan memelihara hewan, pastikan, pertama, apakah anggota keluarga di rumah atau lingkungan masyarakat mendukung keberadaan hewan peliharaan. Kemudian, memastikan luas rumah yang cukup untuk hewan bebas berekspresi.
“Apakah anggota keluarga memiliki alergi pada bulu hewan. (Lalu), apakah secara finansial dan waktu perawatan hewan bisa disiapkan. Bagaimana ketika harus pindah rumah, mereka tetap harus dibawa sebagai anggota keluarga. (Kemudian), bagaimana ketika memiliki pasangan, lalu saat hamil dan memiliki anak, bagaimana nasib hewan peliharaan?,” tegasnya.
“Hal-hal seperti itu harus dibayangkan sejak awal. Banyak hewan terlantar karena (perawatnya) tiba-tiba menikah dan pasangan tidak suka hewan, harus pindah ke apartemen, hamil atau punya anak, sehingga pemeliharaan hewan keteteran, (lalu) tidak punya dana untuk bawa hewan ke dokter,” sambung Anisa.
Anisa juga menggarisbawahi bahwa mengadopsi hewan di penampungan lebih bijak daripada membeli. “Saat ini terlalu banyak hewan terlantar,” ujarnya semakin banyak yang dibeli, semakin banyak yang diproduksi, sehingga semakin banyak jumlah hewan peliharaan yang perlu rumah. (wol/lvz/liputan6/d1)
Discussion about this post