MEDAN, Waspada.co.id – Partai penguasa di China (PKC) tengah melakukan rapat pleno yang akan berakhir pada perdagangan besok.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan rapat tersebut akan memberikan gambaran bagaimana kebijakan ekonomi pemerintah China ke depan.
“Di tengah meningkatnya tensi geopolitik ditambah dengan memburuknya hubungan dagang antara China dengan AS dan sejumlah Negara eropa lainnya,” tuturnya, Rabu (17/7).
Data ekonomi China yang memburuk sebelumnya menjadi sentimen buruk bagi pasar saham di Asia. Pada perdagangan hari ini, sejumlah bursa di Asia bergerak mixed dengan mayoritas cenderung mengalami penguatan.
“Di tanah air, pelaku pasar tengah menanti keputusan terkait penetapan besaran bunga acuan oleh BI, meskipun diproyeksikan BI akan tetap mempertahankan besaran bunga acuannya,” jelasnya.
Pasar keuangan di tanah air akan lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen teknikal. Ditengah minimnya agenda ekonomi di pasar keuangan regional Asia. IHSG pada sesi perdagangan pagi ini ditransksikan menguat di level 7.261.
“IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 7.200 hingga 7.270. Secara teknikal, IHSG sangat berpeluang untuk menguat ditengah minimnya sentimen pasar,” ungkapnya.
Sementara itu, kinerja mata uang rupiah menguat ke level 16.140 per US Dolar. Di hari ini Rupiah diproyeksikan akan berada dalam rentang 16.120 hingga 16.160 per US Dolarnya.
“Penguatan rupiah ditopang oleh memburuknya indikator kinerja sektor keuangan di AS. Imbal hasil US Treasury mengalami penurunan yang berimbas pada menguatnya Rupiah terhadap US Dolar,” jelasnya.
Di sisi lain, kebijakan BI menetapkan besaran bunga acuannya pada hari ini juga akan direspon positif pasar. Terlebih pelaku pasar juga diuntungkan dari sikap Gubernur Bank Sentral AS yang mulai melunak belakangan ini.
“Bahkan harga emas juga terpantau menguat di level $2.477 per ons troy nya,” tandas Gunawan. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post