KISARAN, Waspada.co.id – Sejumlah aktivis Mahasiswa tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) datangi Kantor Dinas Pemerintahan Desa (PMD) Kabupaten Asahan.
Kedatangan sejumlah aktivis tersebut guna menabur bunga dan melumuri kantor dinas desa itu dengan kotoran lembu.
Itu dilakukan akibat merasa kesal dengan Kepala Dinas PMD Asahan. Karena sering kali memfasilitasi kegiatan Bimtek para Kepala Desa dan perangkat terkait dengan dalih, study tiru dan study banding keluar kota. Ironinya, Kegiatan itu dilaksanakan dalam setahun bisa puluhan kali.
“Dana Desa yang dikucurkan Pemerintah Pusat bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, pelayanan kepada masyarakat desa, pendapatan desa, serta mendukung program infrastruktur desa sesuai dengan potensi dan karakteristik desa. Jadi kalau dalam setahun bisa puluhan kali Bimtek bisa habis dana desanya,” ucap Ketua Pimpinan Cabang PMII Asahan Kemal Reza Muhammad dalam orasinya di kantor Dinas PMD setempat, Senin (5/8).
Dalam kesempatan itu, Fikri Munthe menyebutkan dalam peraturan Menteri Desa PPDT nomor 7 tahun 2023 rincian prioritas penggunaan DD dan ADD hanya untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat setempat, bukan keluar kota dengan alasan study tiru kotoran lembu menjadi biogas.
“Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa penggunaan DD itu diprioritaskan untuk pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat setempat, bukan malah merestui atau memberikan izin kepada para Kades dan istri Kades keluar kota untuk mengikuti kegiatan yang tidak jelas seperti Bimtek, Study tiru dan study banding,” kata Fikri.
Mereka juga meminta kepada Kadis PMD Asahan dan Kabid pemerintahan desa untuk mundur dari jabatannya, dan meminta kepada aparat penegak hukum untuk mengusut anggaran bimtek, study tiru maupun study banding keluar kota bagi para kades maupun istri kades.
Setelah sekian lama berorasi, tidak mendapat respon, para pendemo itu melumuri kantor PMD Asahan dengan kotoran lembu dan menaburi bunga menandakan bahwa kantor PMD Asahan tersebut telah wafat. (Dan/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post