MEDAN, Waspada.co.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) menargetkan prevalensi stunting di angka 14,5 persen tahun 2024.
Untuk mencapai hal tersebut, Pemprov Sumut terus mempertajam anggaran dan perbaikan data agar lebih tepat guna dan tepat sasaran.
Pemprov Sumut berhasil menurunkan prevalensi stunting 2,2 persen di tahun 2023 menjadi 18,9 persen, dengan berbagai intervensi yang dilakukan. Di tahun ini, Pemprov Sumut juga akan lebih mempertajam anggaran untuk penurunan angka stunting, serta penggunaan teknologi untuk mendapat data yang akurat.
Demikian disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Sumut (Gubsu) Hassanudin, usai membuka Rakerda Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis Nomor 7, Medan, Senin (25/3).
“Upaya penurunan prevalensi stunting kita berjalan dengan baik, kita akan terus tingkatkan dan tahun ini perlu penajaman anggaran dan juga evaluasi data, penggunaan teknologi untuk sistem data kita agar lebih baik,” kata Hassanudin.
Saat ini, kata Hassanudin, masih banyak anggaran stunting yang kurang spesifik menangani stunting. Oleh karena itu, Hassanudin berharap kepada pemerintah kabupaten/kota termasuk Pemprov Sumut untuk lebih memperhatikan hal tersebut.
“Kita perlu penajaman anggaran, tepat penggunaannya untuk menurunkan angka stunting, efisien dalam menggunakan anggarannya,” sebutnya.
Mantan Pangdam I/BB ini juga meminta kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penurunan stunting bekerja sebaik-baiknya dan nyata. Sehingga data dan kenyataan di lapangan untuk upaya penurunan stunting sesuai.
“Melihat hasil yang kita dapat tahun lalu, saya optimis kita bisa mencapai target, tetapi itu butuh kerja keras, bukan hanya agar turun secara data saja, tetapi kenyataan di lapangan tidak,” ungkapnya.
Sekretaris Umum BKKBN Tavip Agus Rayanto sebagai Keynote Speaker pada kegiatan ini mengatakan, ada empat yang bisa dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting.
Pertama penggunaan satu data dan memanfaatkan teknologi, fokus kepada ibu hamil, mengaktifkan Posyandu, meningkatkan perhatian kepada baduta (bayi dua tahun), balita, sanitasi dan air bersih dan menyeleksi target intervensi bila terkendala masalah anggaran.
“Data itu penting karena kita bergerak dari situ, kalau untuk mengejar penurunan signifikan pada bulan Oktober nanti saat evaluasi fokus pada ibu hamil, baduta dan Posyandu, bukan berarti untuk jangka panjangnya menurun perhatiannya karena sampai saat ini penanganan stunting di Sumut sudah baik,” kata Tavip.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatangan kesepakatan bersama Sinergi Instansi dalam Edukasi Remaja 15-19 Tahun untuk pencegahan stunting dan penguatan Program Generasi Berencana.
Hal ini perlu dilakukan agar semua instansi bergerak searah dan terskema dengan baik menurunkan stunting.
“Kita harap seperti itu, agar kita satu suara, punya pemahaman yang sama dan bergerak bersama, karena untuk menurunkan stunting tidak bisa hanya instansi ini, dinas ini, kita harus bersama-sama menyelamatkan generasi kita,” pungkasnya. (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post