BANDA ACEH, Waspada.co.id – Pemilihan Wali Kota Banda Aceh kembali menuai kontroversi setelah muncul dugaan salah satu pasangan calon (paslon) Calon Wali Kota diduga melibatkan aktor LGBT dalam parodi video kampanye Pilkada.
Langkah ini menuai kritik keras dari berbagai elemen masyarakat, terutama karena dianggap tidak sejalan dengan syariat Islam dan kearifan lokal Aceh.
Video tersebut muncul di akun IG Kota Banda Aceh yang memplesetkan sejumlah nama Calon Wali Kota.
Misalnya nama Illiza sebagai Williza, Teuku Irwan Djohan Sebagai Pak Burjo, Aminullah Usman sebagai Pak Aman dan Zainal Arifin sebagai Pak Zainoel.
Parodi tersebut membuat kesan seolah-olah Calon Wali Kota Irwan Djohan terlibat Kasus Kapal Aceh Hebat dan Aminullah terlibat kasus lahan zikir Nurul Arafah. Padahal keduanya sama sekali tidak ada keterlibatan dengan hal tersebut.
Sedangkan Illiza dalam parodi dianggap sebagai tokoh paling bersih dan peduli warga.
Penggiringan opini dimainkan oleh sutradara parodi tersebut yang diduga kuat dibiayai oleh salah satu Paslon Wali Kota Banda Aceh.
Yang menarik, figuran Zainal Arifin hanya dianggap pengembira di video parodi tersebut.
Video parodi ini menjiplak gaya model parodi di Pilpres 2024 lalu yang diproduksi oleh konten kreator di Jakarta.
Pemeran Pak Zainoel di parodi tersebut diduga merupakan aktivis LGBT, jika diperhatikan dari prilaku di Medsos yang mereka posting.
Forum Pemuda Aceh, melalui Ketua Umum Syarbaini, mengungkapkan kekecewaannya terhadap parodi yang dianggap tidak mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Banda Aceh.
“Kami sangat menyayangkan adanya calon wali kota yang memfasilitasi LGBT dalam berkreativitas. Mereka menjual syariat Islam dalam kampanye, tetapi tindakannya tidak mencerminkan komitmen tersebut,” ujar Syarbaini, dalam keterangannya, Jumat (25/10).
Warga Banda Aceh pun turut bereaksi terhadap video tersebut. Mereka menilai keterlibatan aktor LGBT dalam kampanye politik sebagai langkah yang kontraproduktif dengan janji paslon yang menyatakan diri pro Syariat Islam.
“Masyarakat bisa melihat sendiri siapa pemeran di video tersebut, seperti Zainoel, bisa dicek langsung di media sosial mereka, siapa mereka sebenarnya,” ujarnya
Kontroversi ini semakin mencuat setelah nama aktor yang terlibat dalam parodi tersebut tersebar luas di media sosial.
Beberapa akun Facebook dan Instagram menunjukkan keterlibatan aktor yang diduga berafiliasi dengan komunitas LGBT, menimbulkan perdebatan hangat di kalangan masyarakat.
Polemik ini memunculkan pertanyaan tentang integritas dan komitmen calon pemimpin Banda Aceh dalam menjaga nilai-nilai budaya dan agama yang selama ini menjadi ciri khas daerah tersebut.
Banyak pihak menuntut agar paslon tersebut memberikan klarifikasi dan penjelasan atas keterlibatan aktor LGBT dalam kampanye mereka.
Forum Pemuda Aceh mengimbau masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih pemimpin yang benar-benar berkomitmen terhadap nilai-nilai syariat Islam.
“Kita harus memilih pemimpin yang tidak hanya bicara soal syariat, tetapi juga mampu mengamalkannya dalam tindakan nyata,” tutup Syarbaini. (wol/drs/pel)
Discussion about this post