MEDAN, Waspada.co.id – Calon Wali Kota Medan nomor urut 2, Prof Ridha Dharmajaya bersama Ketua DPRD Medan, Drs Wong Chun Sen Tarigan M.Pd.B, mengunjungi Pasar Inpres Pendidikan Pasar III, Medan, Kamis (14/11) pagi.
Dalam kunjungan mereka di pasar yang berada di bawah naungan Pemko Medan itu, sejumlah pedagang keluhkan sepinya pembeli dan juga tak ada perhatiannya Pemko Medan dalam hal ini PD Pasar terhadap nasib mereka.
“Tengoklah pak pasar kami ini sepi kali pembeli belakangan ini. Bahkan saya gak mau lagi bayar pajak setahun ini. Udah gak ada lagi pedulinya Dirut PD Pasar. Kalau dulu pak Harahap dirutnya tiap hari dia lihat pasar ini,”‘ ungkap Rosinta Br Sianipar, pedagang sayur yang telah berjualan hampir 30 tahun lamanya di pasar Inpres Pendidikan tersebut.
Jauh halnya saat dirinya yang melanjutkan usaha dagang ibunya di Pasar Cahaya yang selalu ramai pembeli dan bisa membesarkan dan memberikan pendidikan bagi anak-anaknya.
“Pertama kali sebelum dipindahkan ke sini (Pasar Inpres Pendidikan ) saya sama ibu saja jualan di Pasar Cahaya. Ramai pembelinya lumayanlah untungnya buat makan dan sekolah anak. Sekarang untuk makan aja pun susah pak,” ujarnya sembari berharap Prof Ridha menang dan membawa perubahan khususnya membenahi pasar di kota Medan.
Hal senada disampaikan pedagang ikan Widiati. Dirinya ingin Prof Ridha bisa memperhatikan nasib pedagang dengan mengelola pasar lebih baik lagi sehingga bisa meningkatkan pembeli.
‘Tolonglah pak Prof benahi pasar ini biar ramai lagi pembelinya,” harap Widiati.
Melihat kondisi pasar milik pemerintah kota Medan yang terabaikan membuat Prof Ridha kecewa.
“Ini aset kan, harusnya produktif tapi ini justru sangat tidak produktif bahkan ada satu orang tadi yang ibu-ibu yang menyampaikan bahwa dia karena kesalnya enggak membayar pajak itu cukup lama enggak membayar retribusi,” sebutnya.
Apalagi sambung Prof Ridha dalam kunjungannya bersama Wong Chun Sen, mereka mendengar pasar terabaikan dan terkesan tidak diapa-apakan.
“Nah ini pengabaian terhadap aset yang kita punya. Ini tentu sangat merugikan, bukan hanya merugikan pemerintah tapi merugikan kita semua sebagai masyarakat kota Medan,” ungkapnya.
Disinggung langkah apa yang akan diambil jika dirinya menjadi pemimpin kota Medan, Prof Ridha menegaskan akan melakukan pembenahan dan berupaya meningkatkan daya beli pasar.
“Yang pasti kita berharap agar bagaimana agar saudara-saudara kita yang berdagang di pasar ini bisa mendapatkan penghasilan yang baik tentu dengan bagaimana mengajak orang-orang bisa berbelanja ke pasar tersebut dan itu tentunya berkorelasi secara langsung dengan pemasukan dari kota Medan,” ujarnya.
Dirinya juga mengatakan akan membenahi dan memperkuat fungsi dari PD Pasar.
“Harus diperbaiki dan lebih diperkuat agar bisa bagaimana menjadi produktif dan menambah pendapatan daerah serta memberikan keuntungan bagi pedagang,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Medan dari Fraksi PDI Perjuangan Wong Chun Sen mengaku prihatin dengan kondisi pasar yang begitu sepi.
“Iya sebelumnya kita tahu bahwa tempat ini Pasar Inpres sangat ramai sekali. Nah ternyata pada hari ini saya datang sangat sepi dan bahkan terkesan hidup segan mati tak mau. Nah ini salah satu kesalahan-kelalaian daripada PD Pasar untuk mengolah pasar khususnya yang kita lihat bahwa swasta yang lebih ramai nah ini yang harus kita Ingatkan bahwa kita harus konsentrasi untuk pembangunan terutama Pasar Inpres ini supaya lebih baik lagi dan supaya market itu bisa hidup, perekonomian itu bisa hidup,” katanya.
Hal yang wajar menurutnya pedagang tidak mau membayar distribusi.
“‘Kenapa? karena kelalaian kita. Nah untuk itu saya mengharapkan nanti setelah Walikota kita yang terpilih bisa menata ini lebih baik lagi dan ini bisa difungsikan dengan sebaik-baiknya dan seperti semula lalu masyarakat banyak datang ke sini. Kita tentu ingin merangsang pembeli untuk datang datang ke sini,” ucap Wong.
Kedatangan Prof Ridha dan Wong Chung Sen turut didampingi Ketua Tim Hukum Wong BERANI, Rico Goncalwes SH MH CPM CRA, Sekjen Wong BERANI, Zainuddin Lubis, Pengurus PDIP Medan, Ustadz Fuad serta Tulus Sipahutar. (wol/ags)
Discussion about this post