MEDAN, Waspada.co.id – Pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan nomor urut 3, Hidayatullah-Yasyir Ridho Loebis (HIRO), bersilaturahmi dengan pengurus DPD Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) Kota Medan, Rabu (30/10), di Kantor DPD WALUBI Medan, Jalan Asia.
Kedatangan Paslon yang diusung PKS tersebut disambut langsung Wakil Ketua DPD WALUBI Kota Medan, Ridwan dan didampingi beberapa pengurus lainnya seperti Lili, Tomi.
Wakil Ketua DPD WALUBI Kota Medan, Ridwan, mengaku senang dan bahagia bisa menyambut kedatangan pasangan HIRO ke kantornya. Ridwan, mengungkapkan dirinya ingin lebih mengenal sosok Hidayatullah lebih dalam lagi.
“Kami sangat senang, karena HIRO mau berkunjung ke kantor WALUBI. Kami ingin berdiskusi dan mendengar paparan visi misi dari calon Wali Kota kita yang nantinya ya mudah-mudahan terpilih,” kata Ridwan.
Ridwan mengungkapkan, ada kekhawatiran dari etnis Tionghoa terhadap sosok Hidayatullah. Namun, melalui pertemuan tersebut, Ridwan menjamin jika kekhawatiran tersebut hilang.
“Memang ada kekhawatiran untuk mendirikan rumah ibadah itu menjadi sulit.
Medan ini kota multietnis, namun banyak oknum yang main di belakang, sehingga pendirian tempat ibadah seolah-olah dihalau,” kata Ridwan.
Ridwan menambahkan, meskipun diisi oleh etnis yang beragam, suasana di Kota Medan masih kondusif. Tidak ada permasalahan SARA yang berujung konflik.
“SARA tidak ada. Tapi konflik sosial yang bisa berujung SARA itu bisa terjadi. Komunikasi sangat diperlukan, karena komunikasi itu yang paling penting untuk menjaga suasana kondusif di Medan,” jelasnya.
Karena itu, Ridwan menyarankan kepada pasangan HIRO jika terpilih untuk rutin melakukan komunikasi dengan seluruh pemuka agama di Kota Medan. Menurutnya, masalah sosial yang timbul justru terjadi dari bawah atau masyarakat.
“Kalau sudah kumpul bareng jika ada masalah bisa langsung diselesaikan. Tidak timbul kecurigaan. Kita harapkan Medan lebih baik ke depan, bukan hanya ekonomi tingkat atas. Masalah itu sumbernya dari bawah, penolakan tempat ibadah juga juga dari bawah,” katanya.
“Jadi selama ini di Kota Medan banyak pelarangan berdiri rumah ibadah. Siapapun yang terpilih bisa menjalin komunikasi dengan tokoh lintas agama kemudian mempermudah izin pendirian rumah ibadah. Kita mau pemimpin yang memimpin mau berkomunikasi dengan tokoh lintas agama mendengar apa harapan dari tokoh agama itu,” sambungnya.
Pengurus WALUBI lainnya, Tomi, mengatakan jika program prioritas yang diusung Paslon HIRO sangat sederhana dan mudah dilakukan. Terutama, program Paslon HIRO soal pengentasan kemiskinan.
“Kalau ekonomi naik, masyarakat sudah tenang, tidak akan timbul rasa curiga.
Komunikasi ini sangat penting, ini saya harap pembinaan generasi muda. Hal simpel ini dibutuhkan, bukan membuat program wah tapi hasilnya ya begitu,” ucapnya.
“Sebelumnya WALUBI sudah mengundang dua Paslon lain, tapi yang harus Ustaz Hidayatullah dan pak Ridho tahu, Paslon HIRO ini yang paling lama diskusi. Saya melihat tak ada janji-janji di sini, programnya mudah dikerjakan,” sambungnya.
Menanggapi itu, calon Wali Kota Medan nomor urut 3, Hidayatullah mengatakan keberagaman etnis dan agama di Kota Medan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hidayatullah meyakini, ada hikmah yang diberikan Tuhan kepada Kota Medan atas keberagaman tersebut.
“Kita harus menjaga anugrah dari Tuhan. Musuh kita ini bukan suku dan agama, tapi kemiskinan. Kalau itu bisa diatasi, Medan akan maju. Kita fokus pada pengentasan kemiskinan, karena jika diatasi itu bisa mendapatkan rasa aman. Kalau kesejahteraan naik, ekonomi meningkat,” kata Hidayatullah.
Politisi PKS itu menambahkan, pada prinsipnya umat Islam tidak pernah melarang umat lainnya untuk beribadah. Diakuinya, banyak aksi teror yang melibatkan orang IsIam, namun aksi tersebut sangat ditentang mayoritas umat muslim.
“Prinsip sederhana dalam IsIam itu kalau Tuhan membuat kita berwarna-warni, kita harus terima itu. Pemerintah harus memberikan kesempatan yang sama, kenapa ada aturan, biar jangan bentrok,” ujarnya.
“Semuanya itu harus dikomunikasikan,
Islam tidak menghalangi orang beribadah. Orang-orang Tionghoa juga ada yang Islam, untuk membangun itu, memang ada keterbatasan pemikiran, prinsip kita membebaskan semua agama untuk beribadah,” sambungnya.
Senada dengan Hidayatullah, Yasyir Ridho Loebis menegaskan jika Paslon HIRO akan memberikan hak yang sama bagi seluruh umat beragama di Kota Medan.
“Saya memastikan, Pasangan HIRO tidak akan membuat peraturan yang diskriminatif. Peraturan yang dibuat berlaku untuk semua kelompok tanpa melihat suku dan agamanya. Kami ingin ada kesetaraan di Medan,” tutupnya. (wol/aa/d2)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post