BARUMUN BARAT, Waspada.co.id – Tak pernah mendapatkan perhatian pemerintah, Hermansyah Lubis Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Dapil Sumut 7 kunjungi Bendungan Irigasi Sihapas Kiri, Desa Batu Sundung dan Desa Sidongdong Kecamatan Barumun Barat Kabupaten Padang Lawas (Palas) yang jebol puluhan tahun, Senin (6/1).
Bendungan Irigasi Sihapas Kiri yang dibangun pada tahun 1999 pada waktu masih menjadi Kabupaten Tapanuli Selatan ini mengaliri ratusan hektar persawahan masyarakat namun sudah hampir 10 tahun lebih tak berfungsi dengan baik akibat jebol tersapu banjir air Sungai Aek Sihapas
Hermasyah Lubis yang mendapat laporan dari masyarakat, bergerak cepat untuk melihat kondisi bendungan yang telah 10 tahun tersebut tidak pernah mendapat perhatian pemerintah dan berjanji akan membawa permasalahan ke provinsi untuk dapat diperbaiki secepatnya.
“Dengan sampainya kita kemari, kita akan upayakan untuk mengkoordinasikannya dengan pihak-pihak terkait agar bendungan Irigasi Sihapas Kiri ini bisa berfungsi dengan baik. Mengingat irgasi tersebut sangat di butuhkan masyakat untuk bisa bersawah,” katanya.
Dirinya juga berjanji akan membawa permasalahan tersebut ke provinsi agar bendungan dapat diperbaiki. Apalagi saat ini sesuai asta cita program Presiden Prabowo memperkuat ketahanan pangan khususnya untuk lahan pertanian.
Sementara itu salah satu tokoh masyarakat Desa Sidongdong, Raja Mardaut Pohan, menyampaikan dengan turunnya anggota DPRD ini dapat menyambung lidah masyarakat kepada pemerintah untuk dapat memperbaiki Bendungan Irigasi Sihapas Kiri tersebut. Selama ini mereka sudah sering mengadukannya kepada pemerintah kabupaten, namun tidak pernah mendapatkan tanggapan.
“Selama 10 tahun ini kita sudah coba untuk mengadukannya kepada pemerintah kabupaten namun tidak pernah mendapat tanggapan, sehingga kami masyarakat di tiga desa yang membutuhkan sudah merasa jenuh karena tidak pernah mendapat tanggapan. Padahal kami sangat membutuhkan bendungan irigasi tersebut untuk bisa mengliri air ke sawah kami,” tuturnya.
Raja Mardaut Pohan juga menceritakan bahwa selama ini masyakat bergotongroyong untuk memperbaiki dengan seadanya agar air bisa mengalir ke saluran irigasi dengan memungut biaya tiga kaleng beras per petani yang apabila dikonversi menjadi rupiah sebesar Rp300 ribu per sekali musim tanam.
Untuk diketahui Bendungan Irigasi Sihapas Kiri yang memiliki panjang 1.800 meter tersebut, mampu mengairi 800-an hektar sawah masyarakat. Jika musim kemarau tiba, masyarakat kesulitan mendapatkan air untuk mengaliri sawah mereka. Oleh karena itu, masyarakat sangat mengahrapkan bendungan dapat berfungsi kembali. (wol/bon/d2)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post