Oleh:
Prof. Dr. Zainal Arifin, MA
Waspada.co.id – Pada hari esok, Selasa, 15 Oktober 2024, Universitas al-Azhar Kairo Mesir bekerjasama dengan Kementerian Agama RI dan Markaz al-Azhar Indonesia, serta perwakilan Organisasi Internasional Alumni al-Azhar Cabang Indonesia di seluruh provinsi Sumatera (termasuk Sumatera Utara) mengadakan ujian penyetaraan ijazah.
Dua hari sebelumnya telah diadakan ujian penyetaraan ijazah untuk wilayah Jawa dan Indonesia Timur. Jumlah seluruh calon mahasiswa dari seluruh Indonesia yang mengikuti ujian 1.292 orang.
Untuk di Sumatera Utara sendiri yang mengikuti ujian sebanyak 78 orang. Mereka mengikuti dua ujian tertulis dari siang sampai sore waktu Indonesia atau pagi hari waktu Kairo.
Diperkirakan jumlah mahasiswa Indonesia di Kairo saat ini 13.000 orang. Yang berasal dari Sumatera Utara 300 mahasiswa. Mereka terdiri dari mahasiswa S2, S2, dan S3. Minat yang tinggi dari mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar Kairo, khususnya bagi mereka yang berasal dari Sumatera Utara, merupakan fenomena yang menarik untuk dibahas. Meskipun jumlahnya 300 orang saja dari Sumatera Utara, namun minat ini terus berlanjut dari tahun ke tahun. Minimal ada lima faktor utama yang dapat menjelaskan fenomena ini:
Pertama, Prestise dan Reputasi. Universitas Tertua: Al-Azhar adalah salah satu universitas tertua di dunia dan memiliki reputasi yang sangat baik dalam bidang studi Islam. Pusat Studi Islam: Kairo sering disebut sebagai “Ibu Kota Dunia Islam” dan Al-Azhar merupakan pusat studi Islam yang paling bergengsi. Pengakuan Internasional: Gelar yang diperoleh dari Al-Azhar diakui secara internasional dan membuka banyak peluang karir. Bahkan, tanpa harus menyelesaikan borang akreditasi, untuk merebut gelar universitas unggul, al-Azhar sudah unggul dalam arti yang sesungguhnya.
Kedua, Kedalaman Ilmu Agama: Studi Mendalam: Al-Azhar menawarkan studi mendalam tentang berbagai disiplin ilmu Islam, mulai dari Al-Quran, hadis, fiqih, hingga tafsir. Ulama Terkemuka: Banyak ulama terkemuka dunia yang pernah belajar atau mengajar di Al-Azhar. Seperti ulama akademisi asal Sumut: Prof. Dr. Abdullah Syah, Prof. Dr. A Yakub Matondang, Prof. Dr. Zainal Arifin.
Ketiga, Pengalaman Budaya. Belajar Bahasa Arab: Mahasiswa akan memiliki kesempatan untuk belajar bahasa Arab secara intensif dan mendalam dalam lingkungan yang autentik. Pengalaman Hidup: Tinggal di Kairo memberikan pengalaman hidup yang unik dan berharga, serta kesempatan untuk mengenal budaya Mesir yang kaya akan nilai-nilai keislaman dan pendidikan. Di sini, sambil naik bus, para mahasiswa sibuk dengan membaca dan menghapal Alquran.
Keempat, Beasiswa dan Fasilitas. Ketersediaan Beasiswa: Pemerintah Indonesia dan Mesir sering menawarkan berbagai jenis beasiswa untuk mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di Al-Azhar. Baru-baru ini Pemko Medan dan Pemprov Sumut memberi mahasiswa untuk mahasiswa Azhar Mesir. Fasilitas Kampus: Al-Azhar memiliki fasilitas kampus yang lengkap, termasuk perpustakaan, asrama, dan pusat kegiatan mahasiswa. Penulis pernah tinggal di asrama Islamic Mission City selama 4 tahun untuk program Lisance atau S1. Fasilatas dengan makanan bergizi, transportasi dan olah raga yang lengkap. Di samping perpustakaan dan aula pertemuan serta sarana hiburan.
Kelima, Jaringan Alumni. Komunitas yang Kuat: Alumni Al-Azhar di Indonesia membentuk komunitas yang kuat dan saling mendukung. Di Sumut ada OIAA Indonesia Sumut yang penulis pimpin, dengan anggota kurang lebih 250 orang, dan telah berdiri sejak tahun 2000M. Peluang Karir: Jaringan alumni ini dapat membuka peluang karir yang luas bagi para lulusan. Alumni Azhar biasanya tamat mengabdikan diri untuk menjadi akademisi di kampus, politikus, ulama, pimpinan pesantren, pemilik Travel haji dan umrah. Atau menjadi guru, pengusaha, diplomat. Hal ini tumbuh karena pengalaman hidup di luar negeri yang penuh dengan peluang dan tantangan.
Keenam, Faktor Religius. Panggilan Spiritual: Bagi sebagian mahasiswa, melanjutkan studi di Al-Azhar merupakan panggilan spiritual untuk memperdalam ilmu agama. Sesuai pesan Alquran dan Hadis nabi tentang pentingnya ilmu. Keluarga dan Lingkungan: Lingkungan keluarga dan masyarakat yang religius juga dapat menjadi faktor pendorong.
Adapun Faktor Khusus untuk Mahasiswa Sumatera Utara untuk menuntut ilmu di Azhar Mesir: pertama, Tradisi Pendidikan Agama: Sumatera Utara memiliki tradisi pendidikan agama yang kuat, sehingga banyak masyarakat yang mendorong anak-anak mereka untuk melanjutkan studi agama di tingkat yang lebih tinggi. Kedua, Komunitas Sumatera Utara di Kairo: Adanya komunitas Sumatera Utara yang sudah terbentuk di Kairo dapat memberikan rasa nyaman dan dukungan bagi mahasiswa baru.
Kesimpulan. Minat yang tinggi dari mahasiswa Indonesia, khususnya dari Sumatera Utara, untuk kuliah di Al-Azhar Kairo merupakan perpaduan antara faktor akademik, budaya, dan religius. Prestise universitas, kedalaman ilmu yang ditawarkan, pengalaman budaya yang unik, serta dukungan dari berbagai pihak menjadi daya tarik utama. Selamat mengikuti ujian dan selamat menimba ilmu di negeri kinanah, negeri Nabi Musa dan Harun serta Yusuf. Raih cita-cita dengan konsisten dan percaya diri.
*Penulis adalah Ketua Umum OIAA Indonesia Sumut
Discussion about this post