Waspada.co.id – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan pentingnya edukasi seksual sejak dini pada anak demi meminimalisasi risiko pelecehan seksual di masa depan.
Terlebih, IDAI enggan memungkiri, maraknya kasus kejahatan seksual dipengaruhi oleh minimnya edukasi seks yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya. Topik ini pun dianggap masih tabu untuk dibicarakan.
“Sangat penting memberikan edukasi seksual, ini yang ingin saya tekankan kepada orang tua ya siapapun jangan menganggap tabu pembicaraan masalahan seksual atau asal kita memberikan dengan cara yang baik,” kata Anggota Satgas Perlindungan Anak PP IDAI, dr Meita Dhamayanti, sebagaimana dilansir dari laman inilah, Minggu (23/6).
Meita menjelaskan, ada banyak cara untuk memberikan edukasi pada anak usia dini. Salah satu hal mendasar yang perlu diajarkan yakni, memahami bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh oleh orang lain.
Tentunya, area sensitif pada seseorang baik anak maupun dewasa merupakan bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain karena dianggap sangat pribadi. Amat penting untuk mengajarkan anak tentang batasan-batasan ini.
Lima Bagian Tubuh yang Tidak Boleh Disentuh Orang Lain
Meita menjelaskan sedikitnya ada lima bagian tubuh pada anak yang wajib dihindari dari sentuhan tangan orang lain. Yakni daerah leher, mulut, dada, alat kelamin, dan daerah buang air besar.
“Ini lima yang bisa kita sampaikan terhadap anak yang mungkin secara kognitif belum memahami benar apa itu yang disebut dengan kekerasan seksual. Kenalkan saja lima bagian tubuh yang tidak boleh disentuh. Ini untuk anaknya,” ujar Meita.
Kesadaran anak untuk memiliki otoritas atas bagian tubuhnya sendiri menjadi hal yang penting demi mencegah pelecehan seksual terhadap dirinya.
Bila sang anak memiliki pengetahuan terkait hal tersebut, tentu ia akan bisa menolak setiap upaya orang yang mencoba menyentuh tubuhnya.
Lantas Bagaimana Memberikan Edukasi ke Anak?
Orang tua dapat melakukan pendekatan dan komunikasi terkait bagian-bagian sensitif itu saat mandi. Selain itu, orang tua juga bisa mengajarkan anak untuk anatomi tubuh, saat tengah bercermin.
Di kesempatan tersebut, para ibu bisa mengenali macam-macam perilaku pelecehan seksual. Beri sang anak contoh sentuhan yang pantas dan sentuhan yang tidak pantas atau pelecehan seksual.
Orang tua juga dapat mulai memberitahu sang anak bagaimana cara melindungi diri dari seseorang yang berupaya melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
“Biasakan anak untuk mengucapkan kata tidak atau say no pada orang lain yang berusaha untuk menyentuh bagian pribadi, menyuruh untuk membuka baju sembarangan, hingga menunjukkan bagian pribadi. Ajarkan anak untuk berkata tidak, namun jika seseorang memaksa minta sang anak untuk lari dan berteriak meminta tolong. Itu yang bisa diajarkan,” kata Meita.(wol/inilah/mrz/d2)
Discussion about this post