TANJUNGMORAWA, Waspada.co.id – Madrasah Aliyah Terpadu Ali bin Abi Thalib (MA T Abatha) mengadakan acara syukuran atau makan bersama karena lulusan pertama mereka banyak yang masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) terkemuka.
Acara yang berlangsung pada Sabtu (20/7) di aula IC Abatha, Tanjung Morawa, berlangsung sukses dan penuh khidmat.
MA Terpadu yang baru berdiri 3 tahun sejak 2021 yang beralamat di Jalan Bandar Labuhan, Tanjung Morawa, Sumatra Utara itu meluluskan 26 peserta didik di tahun 2024, dan sementara berhasil meloloskan 15 peserta didik ke perguruan tinggi favorit mereka. Selain itu IC Abatha juga memiliki SMP IT yang berdiri sejak 2013.
Tak hanya itu saja, di beberapa hari yang lalu MA T Abatha juga memperoleh prestasi berupa peringkat 1 Geografi KSM Deliserdang, peringkat 4 Matematika KSM Deliserdang, dan peringkat 8 Biologi KSM Deliserdang.
Terhitung hingga tahun ini sejak awal berdiri, sudah puluhan prestasi yang diraih baik itu tingkat daerah hingga nasional.
Dr Arfanda Siregar MSi selaku Mudir IC Abatha mengatakan sekolah MA T tersebut mengedepankan perilaku Islami ke seluruh peserta didik.
“Saat ini sudah tahun ketiga yang dibangun untuk menyebarkan visi Islami di tengah masyarakat menggunakan metode pendidikan,” ucapnya.
Selain itu, sekolah tersebut juga mengedepankan prestasi-prestasi di bidang akademik maupun non akademik untuk menunjang bakat yang dimiliki siswa. Tidak lupa juga memprioritaskan tentang tahfiz Alquran.
“Selain siswa ditempah kepribadian Islami, juga kita arahkan untuk bisa lolos dalam persaingan masuk perguruan tinggi negeri atau lomba-lomba akademik,” imbuh Arfanda yang juga seorang dosen di Polmed.
“Ada beberapa siswa kita yang juara 1 kabupaten. Dan tahun ini kita sudah luluskan 15 orang masuk PTN,” tutupnya.
Kemudian, Nurdiana MPd selaku tenaga pendidik di MA T Abatha tersebut mengucapkan, seluruh guru sudah berjuang untuk membantu siswanya ke PTN, apalagi ini lulusan perdana.
“Gurunya sampai ke Unimed mengurusnya. Umi bangga walau cara mendidik guru di sini agak tegas. Orang tua selalu ingin anaknya melakukan yang terbaik. Kita harus bersyukur ketika orang lain mengingatkan ketika salah, itu bentuk kepedulian,” tuturnya.
Lalu ia menceritakan tentang masa lalu saat pertama kali MA Terpadu itu dibuka. Baginya sangat penuh kesan di setiap momennya.
“Kalau gak ada rasa terima kasih kepada gurunya, umi gatau namanya, dimana letak hati kalian. Tapi umi yakin, anak-anak umi bukan seperti itu,” ucap Nurdiana yang di masa itu menjadi Kepala MA T Abatha.
15 peserta didik tersebut berhasil masuk di beberapa PTN seperti UINSU, Unimed, hingga Polmed. Dan hingga saat ini, MA T Abatha masih membuka peluang bagi orang tua dan calon siswa yang ingin bergabung ke sekolah tersebut, guna mengukir prestasi berikutnya. (wol/ari/d1)
Discussion about this post