JAKARTA, Waspada.co.id – Maroef Sjamsoeddin pada 5 Maret 2025 lalu resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Mineral Industri Indonesia (Persero) alias MIND ID oleh Menteri BUMN Erick Tohir untuk menggantikan posisi Hendi Prio Santoso yang telah menjabat sejak 29 Oktober 2021.
Anehnya, menurut Direktur Eksekutif CERI Yusri Usman, berselang hanya beberapa hari setelah pengangkatan Maroef sebagai Dirut MIND ID, pada hari Jumat 7 Maret 2025 mendadak beredar informasi ada rencana unjuk rasa sekelompok orang ke kantor MIND ID di kawasan SCBD untuk menolak Maroef Syamsudin.
Seperti diketahui, MIND ID adalah induk (holding) BUMN pertambangan yang menaungi enam perusahaan besar, yaitu yakni PT Antam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Bukit Asam Tbk, PT Inalum (Persero), PT Timah Tbk, dan PT Vale Indonesia Tbk.
Penunjukan Maroef Sjamsoeddin tersebut menarik perhatian publik karena latar belakang Maroef yang merupakan adik dari Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Selain itu, kiprahnya di dunia pertambangan serta TNI menjadikannya memiliki rekam jejak yang luas.
Usai pensiun dari militer dan intelijen, Maroef bergabung dengan PT Freeport Indonesia (PTFI). Ia ditunjuk langsung oleh Chairman of the Board Freeport-McMoRan, James Robert Moffett, untuk menjadi Presiden Direktur PTFI pada Januari 2015, menggantikan Rozik Boedioro Soetjipto. Namun ia hanya menjabat selama satu tahun dan mengundurkan diri pada Januari 2016.
Namun, kali ini posisi Maroef sebagai Dirut MIND ID jelas sangat berbeda dibandingkan saat ia dipercaya sebagai Presdir PTFI. Saat di PTFI, Maroef hanya memimpin satu Perusahaan saja. Namun kini di MIND ID ia punya tanggungjawab jauh lebih besar, karena merupakan induk BUMN pertambangan.
“Pilihan Menteri BUMN Erick Thohir mencopot Hendi Prio Santoso dan menggantinya dengan Sjamsoeddin adalah sebuah Langkah strategis yang tepat. Sebab, sosok Hendi Prio bisa dikatakan tidak pernah lepas dari masalah,” kata Pemerhati Intelijen, Sri Radjasa Chandra MBA, dalam rilis yang diterima wartawan, Senin (24/3).
Hendi Prio Santoso terkenal lihai memoles citra sebuah perusahaan agar awalnya terlihat bagus.
“Lihat saja bagaimana saat dia memimpin PT PGN Tbk dan PT Semen Indonesia Tbk. Saat Hendi menjadi dirut PGN selama sekitar sembilan tahun (2008–2017), PGN kini terjerat sejumlah kasus hukum, meskipun saat ini sedang dalam proses penyidikan di KPK,” tegasnya.
Dikatakan, Wakil Ketua BPKRI, Hendra Susanto pada 15 April 2023 telah menyerahkan LHP BPK periode 2017 – 2022 aktifitas usaha PT PGN Tbk ke KPK yang berisi 16 temuan dengan potensi kerugian puluhan triliun.
“Misalnya kasus terminal LNG Teluk Lamong, FSRU Lampung, Lapangan Kepodang Blok Muriah, dan masih banyak lagi. Belum lagi kasus pembangunan pabrik semen di Aceh saat Hendi menjabat Dirut PT Semen Indonesia tbk,” tambah Sri.
Mencermati sepak terjang Hendi tersebut, sangat janggal hingga kini dia selalu lolos dari jerat hukuman. Namun, cepat atau lambat, yang namanya kejahatan pasti akan terbongkar juga.
Oleh sebab itu, kata Sri, Maroef Sjamsoeddin harus secepatnya melakukan sejumlah langkah reorganisasi untuk ‘membersihkan’ MIND ID dari ‘orang-orang diduga merupakan kepercayaan’ Hendi di perusahaan tersebut.
Perlu diketahui, di level direksi MIND ID, yang jelas-jelas terlihat kasat mata orang Hendi adalah direksi dengan inisial DS.
Sejak awal Hendi duduk sebagai dirut MIND ID, dia telah membawa gerbongnya yang berjumlah kurang lebih 30 orang untuk bergabung di MIND ID. Mereka ditaruh Hendi mulai dari posisi strategis hingga ke level bawah.
Lihat saja bagaimana Hendi mengeluarkan Surat Keputusan Direksi PT Mineral Industri Indonesia (Persero) No. SK-11/DIRUT/08/2023 secara serentak yang merupakan jajaran pejabat eksekutif setingkat di bawah direksi atau BOD minus 1.
“Mereka yang jelas-jelas saat ini duduk dijabatan tersebut dan merupakan loyalis Hendi misalnya inisial HY, SA, DS, RD, DZ, AM,AK,BH, BL. YF, PK. Di level bawahnya seperti inisial SA dan PD,” terangnya.
Dikatakan, tidak hanya di tempatkan di MIND ID, para anak buahnya tersebut juga ditaruh disejumlah anak usaha MIND ID, mulai dari Antam, Inalum, Timah, hingga ke anak cucu usahanya.
Sementara di level anak usaha, anggotanya juga ditempatkan sebagai direksi bertebaran di kursi direksi. Misalnya di Inalum adalah IM, Antam ada AS, dan Timah ada AD, DO, dan HK. Belum lagi sosok NS yang sangat dominan di MIND ID Trading.
“Di Antam, selain di level direksi, Hendi juga menaruh pionnya, sebut saja FH, SK, HS, SH, AG, WD, dan AR. Sedangkan di Timah, ada TS, AA, AW, F, MI, IW. Hendi pun menempatkan juga orang-orangnya di kursi direksi cucu anak usaha, seperti di anak usaha Antam ada HZ, dan di anak usaha Timah ada CH, AU, dan AW,” katanya lagi.
Ada pula ‘proxy’ Hendi melalui tangan kanan lainnya yang ditempatkan di cucu anak usaha berinisial S. Perusahaan itu kini sangat vital, karena memegang hampir seluruh penyelenggaraan logistik di grup MIND ID. Adapun direksi di perusahaan S yang menjadi proxy dari Hendi adalah PK, TM, dan TC.
“Melihat kondisi tersebut, jika memakai nada satir, Maroef bisa disebut ‘perawan disarang penyamun’. Sekeliling Maroef diduga sudah tidak kondusif, banyak ‘brutus’ yang siap ‘menerkam’ Maroef,” jelasnya.
Jika ingin MIND ID berkembang sesuai amanah konstitusi, suka tidak suka Maroef harus secepatnya membersihkan MIND ID dari orang-orang yang dinilai tidak bermanfaat. Bila itu tidak dilakukan, maka Maroef seperti menggali lubang kuburnya sendiri.
Maroef Sjamsoeddin sendiri merupakan purnawirawan TNI Angkatan Udara (TNI AU) dengan pangkat terakhir Marsekal Muda. Ia berasal dari Korps Pasukan Khas (Paskhas) dan merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1980.
Sekedar informasi, selama bertugas di TNI AU, Maroef pernah menjadi Komandan Skuadron 465 Paskhas, yang kini dikenal sebagai Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat). Ia juga pernah ditugaskan sebagai Atase Pertahanan Indonesia di Brasil.
Maroef juga terkenal di bidang intelijen. Ia pernah menduduki sejumlah posisi strategis di Badan Intelijen Negara (BIN), misalnya sebagai Direktur Kontra Separatis, Staf Ahli Pertahanan dan Keamanan (Hankam) BIN, hingga Wakil Kepala BIN periode 2011-2014. (wol/rls/red/mag1)
Discussion about this post