TARUTUNG, Waspada.co.id – Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, Senin (3/3) kemarin, menyambut besar-besaran kehadiran pemimpin baru mereka, Bupati Dr Jonius Parsaoran Taripar Hutabarat (JTP) dan Wakil Bupati Dr Deni Lumbantoruan (Dens).
Acara berlangsung di Rumah Dinas Bupati di Jalan Ahmad Yani Tarutung dan di sepanjang jalan di kawasan tersebut.
Ribuan masyarakat dari berbagai kecamatan, terutama pendukungnya di Pilkada 2024, berdatangan ke lokasi acara. Banyak di antara mereka datang secara mandiri dengan menumpang beragam kendaraan hanya untuk melihat pemimpin baru tersebut.
“Kami percaya, Bapak JTP-Dens akan membawa perubahan bagi kehidupan masyarakat Taput,” kata TM. Lumbantobing, warga Desa Banua Aji, Kecamatan Adian Koting.
Terlihat juga hadir pada acara ini Forkopimda, Pimpinan OPD, ASN, para mantan pemimpin daerah, perantau, politisi, tokoh masyarakat dan tokoh agama dan berbagai kelompok massa berbasis relawan JTP-Dens dan OKP dengan mengenakan atribut masing- masing.
Bupati Tapanuli Utara tampil mengenakan setelan jas putih-putih atau pakaian dinas upacara (PDU) sementara istrinya Ny. Neny JTP Hutabarat mengenakan gaun kebaya berwarna merah maron. Wakil Bupati Tapanuli Utara juga mengenakan PDU, sementara istrinya Ny. Lisa Deni Lumbantoruan juga mengenakan gaun kebaya berwarna merah.
Sebelum memasuki acara, mereka disambut di depan gerbang utama Rumah Dinas Bupati Tapanuli Utara oleh tokoh masyarakat dan adat. Acara pun dengan beragam run-down berlangsung sangat meriah.

Dilaporkan, pesta penyambutan lahirnya pemimpin baru di Taput tidak hanya berlangsung di terang hari. Bahkan masih berlanjut hingga tengah malam menampilkan sejumlah artis ibukota.
Pemerhati Sosial dan Kebijakan Publik James E. Simorangkir mengatakan, sambutan oleh ribuan masyarakat terhadap pemimpin baru ini dilakukan di tengah ekpektasi besar masyarakat Tapanuli Utara untuk bisa segera keluar dari kemiskinan.
Menurutnya, masyarakat sangat berharap Tapanuli Utara ke depan di bawah kepemimpinan JTP-Dens bisa segera keluar dari kemiskinan. Saat ini, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Kabupaten Taput pada tahun 2024 adalah 8,21%.
Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2021 (9,72%), 2022 (8,93%), dan 2023 (8,54%). Total penduduk pada 2024 di kabupaten ini mencapai 329,25 ribu jiwa.
Lagi pula kata James, JTP-Dens selain harus memenuhi janji politiknya waktu kampanye, beragam tantangan dihadapi pasangan pemimpin baru ini, di antaranya angka pengangguran masih sangat tinggi.
“Harga kerajinan industri rumahan, terutama tenun ulos, tidak menentu. Para perajin ulos jadi bagian dari pengangguran terselubung, demikian juga kelompok laki-laki yang diperkirakan semakin banyaknya pengangguran terselubung di sejumlah kecamatan. Angkanya bisa jadi sangat besar,” jelasnya.
Demikian pula dengan harga berbagai komoditas yang tidak stabil, produksi pertanian juga menurun. Sementara, terjadinya banjir bandang di Pahae dan bencana alam lain di sejumlah kawasan, memporakporandakan sebagian besar infrastruktur.

“Rusaknya sejumlah infrastruktur, utang berjalan PEN, beban gaji PPPK dan semakin redupnya Kota Tarutung sebagai ibukota bersama Pasar Tarutung sebagai episentrum ekonomi warga, menjadi indikator merosotnya ekonomi dan menjadi tantangan berat JTP-Dens,” tandasnya.
Melambatnya Pembangunan
James Simorangkir menandaskan, jika mengidentifikasi dan menginventarisir persoalan-persoalan yang membuat melambatnya perubahan dan pembangunan Taput, tentu saja membutuhkan aparatur yang cerdas dan berkinerja yang baik yang dapat membantu Bupati dan wakilnya mewujudkan visi pembangunan di Taput.
Karena itu James mengingatkan kembali, seleksi dan transparansi dalam menempatkan ASN di posisi sesuai dengan kemampuan dan keilmuannya menjadi syarat yang harus diperhatikan.
Juga tak kalah penting menggerakkan stakeholder pembangunan yaitu seluruh komponen masyarakat Taput. (wol/jps)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post