MEDAN, Waspada.co.id – Pemerintah Jepang memutuskan untuk memberikan dana hibah senilai Rp783.780.000 melalui program Grant Assistance for Grass-Roots Human Security Projects untuk Proyek Pembangunan Pusat Edukasi Tsunami Aceh yang akan dibangun di Jalan Alue Penyareng, Kecamatan Meurebo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
Kontrak bantuan hibah ini ditandatangani pada Selasa (6/2). Acara tersebut dihadiri oleh Bapak Ir Teuku Safrizal, Ketua Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda dan Bapak Dr. TAKONAI Susumu, Konsul Jenderal dari Konsulat Jenderal Jepang di Medan.
Konsul Jenderal dari Konsulat Jenderal Jepang di Medan, Dr. TAKONAI Susumu menuturkan proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pendidikan masyarakat di bidang pencegahan bencana alam.
“Gempa bumi dan Tsunami Aceh pada tahun 2004 dikenal sebagai salah satu musibah terbesar dalam sejarah Indonesia bahkan dunia. Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat mengalami kerusakan terdahsyat di Kabupaten tersebut dengan korban jiwa lebih dari 9.052 orang,”tuturnya.
Pasca bencana tsunami, sarana pendidikan untuk mitigasi bencana telah dibangun oleh pemerintah Indonesia di Aceh. Namun demikian, pembangunan sarana pendidikan tersebut baru terdapat di Ibu kota Aceh, yaitu Banda Aceh.
“Sementara itu, pendidikan mitigasi bencana di Aceh Barat masih kurang memadai. Fasilitas edukasi untuk pelatihan evakuasi dan transformasi ilmu mitigasi,”katanya.
Bencana perlu dilakukan karena seperti diketahui wilayah ini adalah salah satu yang terdampak paling dahsyat oleh Tsunami. Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda (YPKGM) mengkhawatirkan kondisi tersebut dan merasakan pentingnya edukasi pencegahan bencana alam, sehingga merancang pembangunan pusat edukasi di bidang tersebut.
“Pusat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya generasi muda melalui pameran artefak dan panel dari bencana gempa bumi dan tsunami, memperoleh pengetahuan tentang bencana alam yang pernah terjadi di Aceh, dan melakukan simulasi evakuasi, serta melakukan seminar tentang pencegahan bencana. YPKGM akan bekerja sama dengan institusi pendidikan dan penanggulangan bencana setempat melalui fasilitas ini,”ungkapnya.
Tahun 2024 ini merupakan 20 tahun peringatan setelah terjadi gempa dan tsunami di Aceh. Melihat situasi tersebut di Aceh Barat, Konsulat Jenderal Jepang di Medan memutuskan untuk mengabulkan proposal permohonan YPKGM untuk pembangunan Pusat Edukasi Tsunami Aceh guna membantu masyarakat untuk siaga dalam memitigasi bencana dan meningkatkan kualitas pendidikan pencegahan bencana alam.
“Bantuan Hibah Grassroots dari Pemerintah Jepang kepada masyarakat Indonesia bertujuan untuk mengatasi permasalahan kebutuhan dasar manusia di berbagai bidang termasuk sosial, pendidikan, lingkungan, dan kesehatan sehingga hubungan persahabatan dan kerja sama Jepang dan Indonesia akan makin erat ke depannya,”tandasnya.(wol/eko/rls/d1)
Discussion about this post