MEDAN, Waspada.co.id – Menjelang Ramadhan yang tinggal beberap pekan lagi, kebutuhan pangan di sejumlah pasar di Kota Medan masih bertahan tinggi.
Di pasar, harga daging ayam di pekan ini terpantau menunjukan tren kenaikan. Harga di Kota Medan, Deliserang dan sejumlah wilayah lainnya.
“Harga daging ayam ditransaksikan dalam rentang Rp34.000 hingga Rp37.000 per Kg nya. Sementara itu, harga jagung mencapai Rp7.000 per Kg nya di sejumlah perusahaan pakan ternak. Dan harga jagung di Pulau Jawa berada dalam rentang Rp7.000 hingga Rp7.800 per Kg nya,” tutur Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, Jumat (23/2).
Berarti harga akan lebih tinggi jika dikirim ke perusahaan pakan ternak, yang menjadi konsumen terbesar untuk jagung. Dengan kenaikan harga jagung tersebut, maka rantai pasok yang mungkin diuntungkan dengan kenaikan harga jagung adalah petani. Kalau harga jagung yang mahal akan meningkatkan harga input produksi untuk pakan ternak.
“Kenaikan harga pakan ternak, justru akan mengakibatkan terjadinya kenaikan pada produk turunannya seperti daging ayam dan telur ayam. Dan kenaikan harga jual justru akan menekan produksinya. Sehingga rantai pasok setelah produsen atau petani belum tentu diuntungkan dengan kenaikan harga jagung tersebut, terlebih konsumennya,” jelasnya.
Namun, belum bisa dipastikan berapa besar keuntungan petani jagung saat ini. Karena mahalnya harga jagung terjadi karena produksi yang berkurang.
Selain daging ayam, harga telur ayam juga terpantau mengalami kenaikan, sekitar Rp100 hingga Rp150 per butir di wilayah Kota Medan. Meskipun kenaikannya belum merata.
“Sementara itu, harga beras juga masih bertahan mahal di level Rp14 hingga Rp17 ribu per Kg nya di level pedagang pengecer. Walaupun sedikit mengalami penurunan, tetapi tetap bertahan tinggi. Dan di februari hingga maret nantinya, musim panen padi tengah berlangsung. Namun, harga yang terbentuk sejauh ini belum mencerminkan bahwa panen mampu menekan harga beras secara signifikan,” ungkapnya.
Selanjutnya harga cabai merah dan cabai rawit ditransaksikan dalam rentang Rp55.000 hingga Rp65.000 per Kg nya. Harga cabai di bulan februari ini berpeluang untuk bertahan hingga pertengahan bulan maret mendatang.
“Saya menilai pasokan yang terganggu di sejumlah sentra produksi dipengaruhi oleh dua faktor utama. Yakni kemampuan petani yang berkurang untuk menanam kembali lahan cabainya (November 2023), ditambah dengan faktor cuaca yang tidak mendukung,” katanya.
Dari sejumlah harga pangan tersebut, hanya cabai yang sejauh ini berpeluang untuk turun dalam waktu dekat. Kalau untuk daging ayam dan telur ayam, masih berpeluang turun namun terbatas. Walaupun nantinya harga jagung mengalami penurunan, bukan berarti harga daging ayam akan lantas turun. Karena peternak akan menghitung ulang harga keekonomiannya.
“Sementara untuk beras, Bulog yang diharapkan meredam potensi kenaikannya. Mengingat panen kali ini nyatanya tidak mampu menekan harga beras secara signifikan,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post