MEDAN, Waspada.co.id – Kepulan asap tampak dari sebuah panggangan di pinggir Jalan SM Raja, Kota Medan. Pakat, begitulah sebutan dari makanan yang terbuat dari pucuk rotan yang masih muda disajikan dengan cara dibakar lebih dulu hingga matang.
Berdasarkan pantauan Waspada Online, Pakat menjadi salah satu makanan yang menjadi incaran masyarakat Kota Medan saat Bulan Ramadhan tiba.
“Pakat itu pucuk rotan yang masih muda, makanan khas dari daerah tapanuli selatan, biasa dikonsumsi untuk menambah selera makan orang yang berpuasa,” ujar Putra Haris Nasution, salah satu pedagang yang sudah sepuluh tahun mengais rezeki dari berjualan pakat musiman di Jalan SM Raja, Kota Medan, Sabtu (25/4).
Pria berusia 56 tahun itu mengaku sudah mulai berjualan dari hari pertama ramadhan mulai dari pukul 11.00 WIB sampai 18.00 WIB. Untuk harga pakat yang ia jual yakni Rp10 ribu tiga batang, dalam sehari pakat yang terjual bisa mencapai 500 batang.
Masih di lokasi yang sama, pedagang pakat lainnya, Amin Hasibuan, menuturkan pakat ini adalah makanan tradisional khas tapanuli selatan yang berasal dari pucuk rotan yang masih muda.
“Untuk harga pakat ini dijual yaitu Rp10 ribu tiga batang, Dalam sehari itu jumlah pakat yang terjual mencapai 700 hingga 800 batang,” jelas pria yang sudah mengais rezeki dari berjualan pakat musiman di Bulan Ramadhan sejak tahun 2006.
Demikian Ayah dari tiga orang anak ini berharap, semoga usaha musiman tidak mengalami gangguan, tetap lancar-lancar saja dan banyak pakat yang terjual.
Salah satu pembeli pakat, Rahman, mengatakan rasa pakat ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu pahit-pahit dan enak jika dimakan saat berbuka puasa. Ia mengaku sudah mengkonsumsi pakat sejak kecil setiap Bulan Ramadhan.
Senada dengan Rahman, pembeli pakat lainnya, Sucipto mengaku rasa dari pakat ini enak dan ada pahitnya. “saya makan pakat ini saat berbuka puasa, pakai nasi dan juga sambal,” ucap pria yang sudah tiga tahun mengkonsumsi pakat saat bulan puasa itu. (wol/syifa/d1)
Discussion about this post