Waspada.co.id – Inggris menyerukan penyelidikan dan akuntabilitas mendesak atas serangan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza pada Kamis (29/2/2024), saat mereka tengah menanti bantuan.
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron seperti dilansir The Guardian, Sabtu (2/3), mengatakan, “Kematian orang-orang di Gaza yang menunggu konvoi bantuan sangat mengerikan … hal ini tidak boleh terjadi lagi. Israel harus mengizinkan lebih banyak bantuan ke Gaza.”
Prancis juga mendesak penyelidikan independen dan Jerman mengatakan tentara Israel harus menjelaskan sepenuhnya apa yang terjadi.
“Setiap upaya harus dilakukan untuk menyelidiki apa yang terjadi dan memastikan transparansi,” ungkap Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Otoritas kesehatan Jalur Gaza menyebutkan 112 orang tewas dan lebih dari 750 lainnya terluka dalam tragedi pada Kamis.
Terkait tragedi pada Kamis, juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengklaim, “Puluhan warga Gaza tewas akibat kepadatan yang berlebihan dan sayangnya truk-truk Palestina menabrak mereka saat mencoba menyelamatkan diri.”
“Pasukan IDF yang mengamankan daerah tersebut melewati massa dan melepaskan tembakan hanya ketika mereka menghadapi bahaya, ketika massa bergerak ke arahnya dengan cara yang membahayakan pasukan tersebut. Bertentangan dengan tuduhan, kami tidak menembak ke arah individu yang mencari bantuan dan kami tidak menembak ke arah konvoi kemanusiaan dari darat maupun udara.”
Sebelumnya, juru bicara militer Israel lainnya memberikan keterangan berbeda mengenai pasukan mana yang melepaskan tembakan. Letkol Peter Lerner mengatakan tentara yang menjaga pos pemeriksaan di Gaza Utara adalah pihak yang bertanggung jawab.
“Di titik persimpangan itu sendiri adalah tempat orang-orang mendekati pasukan yang memberikan ancaman dan oleh karena itu pasukan melepaskan tembakan,” tutur Lerner.
Saat dimintai klarifikasi lebih lanjut, militer Israel mengatakan pernyataan Hagari adalah “yang benar”. (liputan6/d1)
Discussion about this post