Oleh: Roy Fachraby Ginting
Waspada.co.id – Kabupaten Karo akan memulai babak baru dalam perjalanan demokrasinya dengan digelarnya pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung.
Kabupaten Karo akan melaksanakan pilkada langsung dan menjadi catatan penting dan komitmen utuh untuk penguatan peran serta rakyat untuk memilih pemimpin mereka sesuai kategori kewilayahan masing masing.
Dalam konsep idealistik, gagasan pilkada Karo secara langsung aka. paralel dengan upaya menghilangkan persepsi negatif yang selama ini melekat terhadap mandeknya kedaulatan rakyat dalam hal maraknya politik uang dalam sistem demokrasi kita saat ini.
Kepala daerah yang dipilih langsung oleh rakyat untuk membawa mandat 5 tahun dalam melaksanaka. Pembanguna dalam upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat terbukti menjadi lahan subur bagi tersemainya praktik money politics dalam mencapai mimpi menjadi kepala daerah.
Ujung-ujungnya mencari pemimpin lokal berkualitas di Kabupaten Karo ibarat mencari sebilah jarum di antara tumpukan jerami.
Semula banyak pihak yang berharap banyak bahwa pilkada langsung akan menjadi rintisan signifikan bagi proses maupun produk demokrasi yang lebih berkualitas.
Belakangan, justru pesimisme yang lebih merebak menjelang dimulainya babak baru sukses pemimpin lokal ini.
Dalam pembicaraan dengan kalangan intelektual kampus, pers, termasuk juga rapat-rapat di DPR dengan Depdagri maupun KPU Pusat, kita melihat bahwa saat ini kondisi demokrasi kita demikian rusak dengan biaya politik yang demikian mahal.
Mulai dari pembangunan elektabilitas yang membutuhkan biaya yang sangat besar dalam pemasangan baliho dan spanduk dan pembangunan citra di media massa, media online dan media sosial.
Demikian juga biaya dalam membentuk jaringan dan sewa atau membeli perahu untuk dapat berlayar dalam Pilkada dari partai dan biaya pemenangan membutuhkan biaya tidak kurang 50 miliar untuk bertarung menjadi Bupati dan Walikota.
Sehingga muncul sebuah pameo bagi setiap calon kepala daerah yang terlalu over idealisasi terhadap pelaksanaan pilkada langsung oleh rakyat dan jangan terjadi idealisasi berlebihan yang membuat perjuangan akan sangat sulit terwujud bila tidak mengikuti selera rakyat saat ini sebagai pemilih dan penentu seseorang menjadi pemimpin dalam Pilkada langsung.
Pilkada Karo akan segera di gelar untuk melahirkan pemimpin Karo untuk 5 tahun mendatang dan Pilkada ini melihat realita yang ada tentu akan berbiaya sangatlah mahal.
Demokrasi langsung dalam pelaksanaan Pilkada memang sudah lahir sebuah kebebasan yang lebih, termasuk bebas disogok peserta pemilu yang mana saja. Memang, sebuah hal yang rumit berpolitik dalam masyarakat miskin yang total kemiskinannya yang melahirkan politik transaksional di lapangan.
Kemiskinan materi dan kemiskina rohani tentu akan menjadi lahan subur tumbuhnya politik yang melahirkan suburnya money politics terjadi di mana-mana.
Sehingga kita tentu mengharapkan lahirnya pemimpin atau Bupati Karo masa depan yang bisa mengikuti segala permainan di lapangan dan ketika terpilih berkomitmen untuk memperbaiki iklim politik yang sudah sangat rusak ini.
Kerusakan sistem politik kita ini masih bisa di perbaiki dengan lahirnya pemimpin yang berkarakter dan bermoral serta pemimpin yang rendah hati serta telah selesai dengan dirinya sendiri.
Pemimpin Karo masa depan adalah seorang figur yang memiliki jiwa kepemimpinan yang memiliki visi dan misi yang selama 5 tahun kepemimpinannya benar benar dia ukir dengan prestasi dengan mimpi besar untuk memimpin dengan arif dan bijaksana dalam upaya memperbaiki Kabupaten Karo dalam segala lini ketertinggalannya dan kepemimpinannya benar benar melayani dan berpihak kepada rakyat.
Kepemimpinan yang baik dan berpihak kepada rakyat ini tentu akan menumbuhkan kembali kepercayaan rakyat terhadap sebuah kepemimpinan yang berguna bagi mereka dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Kabupaten Karo.
Semoga.
Discussion about this post