Nurul Huda Chasanah dan Prof.Dr.Elisabet Siahaan,M.Ec
MEDAN, Waspada.co.id – Dalam dunia bisnis yang terus berubah dan semakin kompleks, pilihan model kepemimpinan tunggal (single captain) atau ganda (dual captain) menjadi salah satu topik yang sering diperdebatkan.
Kedua model ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat mempengaruhi efektifitas perusahaan secara signifikan. Artikel ini akan membahas secara mendalam kedua model kepemimpinan tersebut, dan mencari tahu mana yang lebih efektif dalam konteks yang berbeda-beda.
Kepemimpinan tunggal atau “single captain” adalah model kepemimpinan di mana satu individu memegang kendali penuh atas pengambilan keputusan dan arah strategis perusahaan. Pemimpin tunggal bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan operasional, memastikan bahwa visi, misi, dan tujuan perusahaan tercapai.
Menurut Dosen S2 Ilmu Manajemen FEB USU, Prof. Elisabet Siahaan bahwa model kepemimpinan tunggal memiliki kelebihan yaitu hanya satu orang yang membuat keputusan, prosesnya bisa berlangsung lebih cepat dan efisien, sesuai pada situasi yang membutuhkan respons cepat dan dalam situasi yang mendesak. Kepemimpinan tunggal memungkinkan penyelarasan yang kuat antara visi Pemimpin dan implementasi strategi.
“Ini membantu menjaga kesinambungan dan fokus dalam mencapai tujuan jangka panjang. Robbins & Judge (2021) menyampaikan Pemimpin tunggal dapat memberikan arah yang jelas dan tegas, serta mampu menginspirasi dan memotivasi tim untuk mencapai tujuan bersama,” tuturnya didampingi Nurul Huda Chasanah, Mahasiswa Ilmu Manajemen FEB USU, Selasa (11/6).
Selain itu Pemimpin tunggal memiliki kontrol yang lebih besar atas semua aspek perusahaan, termasuk budaya, kebijakan, dan operasional sehari-hari. Ini memungkinkan koordinasi yang lebih baik dan implementasi kebijakan yang konsisten.
“Di balik kelebihan, model kepemimpinan tunggal (single captain) juga memiliki kelemahan yaitu keterbatasan perspektif dimana keputusan yang diambil oleh pemimpin bisa saja terbatas pada sudut pandang dan pengetahuan individu tersebut, beban kerja yang besar pada satu individu dapat menyebabkan kelelahan dan stres yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatan Pemimpin, Perusahaan menjadi sangat bergantung pada satu individu,” ungkapnya.
Sementara, Kepemimpinan Ganda (Dual Captain) sebuah model kepemimpinan di mana dua individu berbagi tanggung jawab utama dalam mengarahkan dan mengelola perusahaan. Model ini bertujuan memanfaatkan keahlian, perspektif, dan gaya kepemimpinan yang berbeda untuk memperkuat Perusahaan.
“Kelebihan model Kepemimpinan Ganda (Dual Captain) yaitu dua pemimpin dengan latar belakang dan keahlian yang berbeda dapat menawarkan berbagai perspektif yang lebih luas dan inovatif dalam pengambilan Keputusan, tanggung jawab yang dibagi memungkinkan masing-masing pemimpin fokus pada area spesifik, mengurangi risiko kelelahan dan meningkatkan efisiensi operasional, kepemimpinan ganda menciptakan peluang untuk saling belajar dan pengembangan keterampilan kepemimpinan, dan risiko gangguan dalam kepemimpinan berkurang karena jika salah satu pemimpin tidak dapat melanjutkan perannya, pemimpin lainnya dapat dengan cepat mengambil alih,” terangnya.
Kekurangan model Kepemimpinan Ganda (Dual Captain) yaitu perbedaan pendapat dan gaya kepemimpinan antara pemimpin dapat menyebabkan konflik sehingga memerlukan keterampilan komunikasi dan manajemen konflik yang baik untuk memastikan kolaborasi yang efektif, proses pengambilan keputusan bisa menjadi lebih lambat jika kedua Pemimpin harus mencapai konsensus sebelum bertindak dan hal ini bisa menjadi hambatan dalam situasi yang memerlukan keputusan cepat dan mempekerjakan dua Pemimpin puncak bisa lebih mahal dibandingkan dengan model kepemimpinan tunggal.
Ia menambahkan bahwa ada Oracle Corporation, sebuah perusahaan teknologi multinasional yang menyediakan perangkat lunak dan layanan teknologi menerapkan kepemimpinan dual captain. Selain
“Pilihan antara kepemimpinan tunggal dan ganda harus didasarkan pada analisis mendalam terhadap kebutuhan, size dan karakteristik perusahaan. Kedua model memiliki potensi untuk membawa kesuksesan jika diterapkan dengan benar dan disesuaikan dengan konteks spesifik dan tujuan strategis Perusahaan,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Penulis adalah mahasiswa dan dosen S2 Ilmu Manajemen FEB USU
Discussion about this post