MEDAN, Waspada.co.id – Sofyan Tan mengungkap makna nomor 2 (dua) yang begitu spesial dalam perjalanan karir politiknya menjadi anggota DPR RI.
Selama tiga episode pemilihan, Sofyan Tan mengaku mendapatkan nomor urut 2 (dua) dalam kontetasi Pemilihan Legislatif (Pileg) yang diikutinya.
Tiga kali juga dirinya berhasil memenangkan hati rakyat dan duduk sebagai anggota DPR RI.
Hal itu jugalah yang membuat dirinya semakin yakin jika Prof Ridha dan pasangannya Abdul Rani yang mendapatkan nomor urut 2 (dua) bisa memenangkan Pilkada periode 2024-2029.
“Selama tiga periode DPP selalu ngasih nomor 2 kepada saya. Untuk itulah saya semakin yakin jika Prof Ridha akan menjadi walikota Medan,” ujar Sofyan Tan saat memberikan arahan di acara konsolidasi bersama ribuan relawan sahabat Sofyan Tan di Jambur Namaken Medan, Selasa (8/10) petang.
Sofyan Tan juga mengutarakan hadirnya pertanyaan kenapa dirinya peduli dengan sosok dengan Prof Ridha.
“Alasan paling sederhana bahwa profesor Ridha adalah seorang dokter dan saya juga dokter. Dalam sumpah dokter, saat kami disumpah salah satunya sumpah yang disampaikan adalah sesama dokter adalah teman sejawat dan dianggap sebagai saudara kandung. Kalau saudara kandung kita maju, maka abangnya akan mendukung adiknya,” ucap Sofyan Tan yang disambut tepuk tangan ribuan relawan yang hadir.
Selanjutnya, orang juga bertanya Prof Ridha apa hebatnya?
“Kalau dokter sudah mencapai sub spesialis bedah saraf dan bergelar profesor sebagai tingkat tertinggi dalam akademis tentu pastinya dia orang pintar,” kata Sofyan Tan.
Dalam kesempatan itu Sofyan Tan turut memaparkan tingginya angga kemiskinan yang mengakibatkan tingginya angka kriminalitas di kota Medan.
“Jumlah penduduk 2,5 juta, ada sekitar 224 ribu lebih yang tidak bekerja hari ini. Angka kemiskinan, sebanyak 187 ribu jiwa, bila memakai ukuran penghasilan 50 ribu per hari. Namun, jika memakai ukuran Bank Dunia yakni pendapatan Rp4,7 jt sebulan itu masih miskin, maka ada 500 ribu orang miskin yang ada di kota Medan. Tentunya ini menjadi penyebab tingginya angka kriminalitas,” terangnya.
“Tingkat kriminalitas tertinggi di Indonesia itu Jakarta, nomor dua Sumatera Utara. Salah siapa? Bukan salah polisi, tapi salah walikotanya yang tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan,” sebutnya.
Masih menurutnya, jika selama ini Prof Ridha menggunakan pisau membelah pasien.
“Setelah ini kita mau Prof Ridha membedah kemiskinan kota Medan. Saya sebagai saudara kandungnya tidak akan membiarkan dia berjalan sendirian. Kita juga semua yang ada di sini jangan biarkan Prof Ridha jalan sendirian. Kita harus menangkannya, gak ada jalan lain demi sebuah perubahan,” ungkapnya.
Menyahuti hal itu, Prof Ridha mengaku terhormat bisa berdiri di depan orang-orang yang mampu berbuat kebaikan untuk orang banyak.
“Ayo bangkit semua berdiri dan beri penghargaan buat pak Sofyan Tan,” ajak Prof Ridha.
Prof Ridha mengakui bagaimana dia menemui sosok Sofyan Tan dan mengutarakan niatnya maju walikota.
“Kalau hari ini kita hanya berpikir untuk diri kita saja maka kita tidak akan menjadi siapa-siapa. Kalau saya bedah otak. Tumornya saya angkat, dan satu keluarga senang. Tapi kalau saya bekerja sebagai walikota dengan cerdas jujur dan kerja keras maka satu surat yang saya tandatangani, satu kota yang akan bahagia,” ujarnya.
Prof Ridha juga menyinggung angka kriminal di Medan sebagai juara dua di Indonesia, dan iItu terjadi karena kemiskinan yang luar biasa.
“Bagan Deli saudara-saudara kita di sana hidup seperti di tong sampah. Bau, semerawut, dan narkoba luar biasa. Saya sedih jika tidak bisa mengatasi masalah di sana. Kita harus selesaikan kemiskinan sebagai satu-satunya jalan,” tutur Prof Ridha.
Untuk itu dirinya kembali menegaskan akan menyiapkan lapangan kerja juga mempermudah izin usaha.
“Gara-gara IMB tertunda setahun misalnya, maka usaha juga tidak akan berjalan dan harus menunggu satu tahun. Anak-anak tentu akan tertunda setahun dan harus melewati kemiskinan selama itu. Ini target kita dengan menggalakkan perusahaan di kota Medan agar bisa menampung banyak lapangan kerja serta lulusan yang bisa diberdayakan di tempat-tempat terbaik,” ungkapnya.
“Kalau saya jadi walikota kita harus membalikkan pola fikir bagaimana bisa melayani, bukan untuk dilayani agar kita tahu apa yang dibutuhkan masyarakat. Semoga dengan begini semua tantangan yang kita hadapi bisa terselesaikan,” ucapnya mengakhiri.
Kegiatan konsolidasi tersebut diikuti sekitar seribu relawan Sahabat dr Sofyan Tan dan dihadiri anggota DPRD Kota Medan yang baru saja terpilih, Yusuf Ginting, Bendahara PDIP Medan, Boydo HK Panjaitan serta sejumlah pengurus PDIP Kota Medan lainnya. (wol/ags/d2)
Discussion about this post