RANTAUPRAPAT, Waspada.co.id – Muchrim selaku operator pembantu di PTPN IV Regional 1 Kebun Rantauprapat (KRP) diduga ‘kongkalikong’ terkait penyusutan denda Deres Tenaga Pemborong (DTP) karet getah kering di Afdeling 2, 3 dan 4.
Dugaan kongkalikong antara operator pembantu dan pemborong terlihat dari gelagat yang mencurigakan saat Waspada Online melakukan konfirmasi di Kantor eks Pabrik Pengolahan Karet (PPK), Sabtu (24/8) lalu.
Muchrim yang ditemui di ruang kerjanya tidak bersedia membuka soal data yang diperlihatkan kepadanya. Selanjutnya Muchrim terkesan bingung saat pengujian data target karet getah kering yang tidak tercapai bulan Juni 2024 oleh pemborong PT Mutiara Sani Abadi dan PT Ryadh Putra Andalan.
Saat dikonfirmasi, Muchrim di ruang kerjanya bersama H. Heri B Rambe yang merupakan pemborong PT Ryadh Putra Andalan. Gelagat Muchrim dan Heri Rambe terlihat mencurigakan, agar tidak membeberkan data Deres TP bulan Juni 2024 kepada Waspada Online.
“Apa permasalahannya sama kami, uang untuk membayar Deres TP bukan bersumber dari APBD atau APBN. Jangan diberikan datanya pak Muchrim, data itu rahasia kita dan perusahaan, tidak boleh diperlihatkan datanya sama wartawan,” tegas Heri Rambe di depan Waspada Online.
Setelah diperjelas bahwa PTPN IV Regional 1 KRP adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di mana pemborong Deras TP tidak memenuhi target sesuai kontrak akan dikenakan denda yang harus dibayar.
Namun penyusutan denda tidak masuk akal karena pemborong hanya dikenakan 1.133 kilogram atau membayar denda jika dihitung sebanyak Rp10.491.000 belum termasuk Deres TP Afdeling 4.
“Cara menghitung dendanya bukan 28.200 kilogram dikurangi 13.175 kilogram, tapi berdasarkan curah hujan. Hasil perhitungan dikalkulasikan pemborong harus bayar denda 1.133 kilogram belum termasuk denda di Afdeling 4, artinya denda bukan keseluruhan sebanyak 15.025 kilogram,” sebut Muchrim didampingi Heri.
Hingga saat ini, Selasa (27/8) Vincen Raja selaku Askep merangkap Manager PTPN IV Regional 1 Kebun Rantauprapat yang membawahi Afdeling 2 dan 3 belum memberikan tanggapan kepada Waspada Online walau chat WhatsApp terkirim centang dua.
Sementara data diperoleh Waspada Online menunjukkan bahwa laporan hasil produksi sadap dengan tenaga pemborong bulan Juni 2024 mulai Afdeling 2, 3 dan 4 total keseluruhan sebanyak 13.175.
Selama bulan Juni 2024, getah yang tidak disadap di Afdeling 2 dan 3 hanya 7 hari. Kemudian Afdeling 4 karet yang tidak sadap selama 8 hari. Hasil karet getah kering di Afdeling 2 sebanyak 6.788, Afdeling 3 sebanyak 3.226 dan Afdeling 4 sebanyak 3.161 dengan total 13.175. (wol/rsy/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post