MEDAN, Waspada.co.id – Harga-harga yang tak stabil, pembeli minim hingga infrastruktur jalan di Pasar/pajak Uka Medan Marelan kerap banjir menjadi pembuka cerita pagi Calon Wali Kota Medan nomor urut 2 (dua), Prof Ridha Dharmajaya saat berkunjung ke pasar tersebut, Senin (7/10).
Sejumlah pedagang yang di sapa langsung oleh Prof Ridha membalas senyum hangat, seraya berdialog tentang kondisi Pajak Uka.
Jumadi pedagang telur puyuh dan sayuran mengaku, puluhan tahun berjualan harus menghadapi kondisi pasar yang semrawut, macet dan kerap tegenang banjir.
“Pak kalau bisa diperbaikilah pasar ini biar nyaman pembeli yang datang,” harapnya.
Sementara itu curhatan lain hadir dari seorang wanita yang merasakan ketidakadilan dalam kehidupannya.
Menyadari adanya sosok calon walikota yang datang ke pasar, dirinya mengambil moment untuk menceritakan perihal pengalaman buruk yang didapatnya terkait lapangan pekerjaan.
“Pak kami merasa lapangan pekerjaan tidak berpihak kepada kaum kecil. Walaupun kami punya skill tapi kami sulit mendapatkan pekerjaan. Sementara yang punya orang dalam gampang dan mudah masuk ke perusahaan manapun,” ujar wanita berhijab itu.
Pengalaman pahit juga dirasakan abang kandungnya yang harus di PHK karena adanya karyawan lain yang memiliki kedekatan dengan pimpinan perusahaan.
“Abang saya jadi korban PHK. Padahal dia punya skill tapi digantikan orang lain yang dekat sama pimpinannya,” ujar Aisyah.
Susahnya mendapatkan pekerjaan mengakibatkan kriminal tinggi terkhusus di Belawan ini. Karena apa? Faktor ekonomi pastinya pak,” ujarnya melanjutkan.
Sepenggal kisah miris dan curhatan warga berlanjut saat Prof Ridha mengunjungi Pasar Pagi di Medan Labuhan.
Wak Yan sapaan akrabnya mengadukan bagaimana parit yang dipenuhi sampah plastik membuat aliran air tak jalan yang kerap menimbulkan banjir dan menyebarkan bau. Kondisi itu membuat Wak Yan si pedagang Ubi itu harus libur jualan.
“Inilah pak tengok parit kami kalau dah hujan atau pasang, banjir dan tegenang lapak jualan kami gak bisa dipakai,” ujarnya.
Sejumlah pengaduan itu menjadi catatan khusus bagi Prof Ridha yang memiliki program modernitas pasar tradisional.
“Kehadiran kita ke sini untuk melihat langsung kondisi pasar dan juga mendengar keluhan bapak dan ibu. Doakan saya dan Rani terpilih, Insya Allah kita akan perjuangkan dan benahi apa yang menjadi masalah kita hari ini di pasar,” katanya.
Kedatangan Prof Ridha turut menarik perhatian para pedagang dan pembeli. Tak jarang teriakan salam dua jari, profesor menang.
Bahkan puluhan kaum ibu mengerubuni Prof Ridha untuk mengabadikan momen foto bersama. Suasana keakraban dang kedekatan antara Prof Ridha dan kaum ibu begitu akrab. (wol/ags/d2)
Discussion about this post