Waspada.co.id – Pakar Kesehatan dr Dicky Budiman mengaku miris melihat masih banyak anak-anak dan remaja Indonesia yang merokok. Bahkan, mereka terang-terangan membakar rokok tembakau atau vape di tempat umum.
Praktik seperti ini, menurut dr Dicky, menunjukkan bahwa masih lemahnya aturan soal larangan anak-anak dan remaja merokok. Terlebih, Indonesia menjadi negara dengan jumlah perokok aktif yang besar sekali di dunia.
“Pabrik rokok sekarang sudah menyasar generasi muda sebagai target pasarnya. Makanya, Indonesia masuk daftar negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia, angkanya lebih dari 50 persen. Ini sangat bahaya,” kata dr Dicky pada MNC Portal, Jumat (12/7).
Menurut dr Dicky, pemerintah bisa mencegah semakin banyaknya generasi muda yang merokok, salah satunya dengan meningkatkan pajak rokok dan juga aturan ketat soal rokok bagi anak-anak dan remaja. Bahkan, kelompok itu benar-benar tidak diperbolehkan merokok, termasuk vape atau rokok elektrik.
sayangnya, di masyarakat masih beredar anggapan bahwa vape itu lebih aman dari rokok tembakau atau rokok konvensional. Padahal, faktanya tidak demikian.
“Rokok elektrik yang dikemas lucu, beraneka rasa, itu cenderung lebih berbahaya ketimbang rokok konvensional,” kata dr Dicky.
Dokter Dicky mengatakan jangan tertipu dengan tawaran rasa yang bervariasi hingga membentuk kesan itu tidak berbahaya.
“Dengan berbagai rasa, vape mengesankan sesuatu yang tidak berbahaya, padahal bisa jauh lebih berbahaya. Vape juga berisiko menyebabkan kecanduan, karena orang ngiranya itu bukan rokok,” kata dr Dicky.
Dengan begitu, saran dr Dicky, pemerintah perlu tegas melarang anak-anak dan remaja mengakses rokok. Jangan sampai generasi emas Indonesia itu menjadi perokok aktif di masa depan.
“Ini perlu dipikiran oleh pemerintah,” ujarnya. (wol/okezone/ryp/d2)
Discussion about this post