DOLOK MASIHUL, Waspada.co.id – Yayasan Panti Asuhan Anak Sumatera, yang resmi mulai beroperasi pada tahun 2019, telah menjadi salah satu tempat tumpuan anak-anak yatim dan piatu untuk menggapai mimpi dan meraih pendidikan yang layak.
Pada tahun 2022, yayasan ini mengalami perubahan manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan anak asuhnya.
Didirikan oleh Sukarniwati (55 th), yayasan ini berlokasi di Desa Tegal Sari, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), dan telah memiliki izin lengkap baik dari segi akta pendirian maupun operasional.
Melalui panggilan telepon kepada wartawan pada Senin (16/9), Sukarniwati yang saat ini tinggal di Kabupaten Langkat dan bekerja di Belanda, mengungkapkan bahwa yayasan ini kini mengasuh 12 anak dari berbagai daerah.
“Alhamdulillah yayasan kami miliki 12 anak asuh, mulai dari kebutuhan sehari-hari, makan, pakaian hingga kebutuhan sekolah dan uang jajan kami cukupi secara keseluruhan,” jelas Sukarniwati.
Yayasan Panti Asuhan Anak Sumatera juga telah menjalin kerjasama dengan Dinas Sosial Serdang Bedagai sejak Juni 2023. Kerjasama ini mencakup pengiriman dua anak dengan keterbelakangan keadaan untuk diasuh di yayasan tersebut.
Sebagai wujud komitmen yayasan, anak-anak asuh tidak hanya akan mendapatkan pendidikan hingga tingkat SMP atau SMA, tetapi juga hingga perguruan tinggi bagi yang bercita-cita melanjutkan pendidikan lebih tinggi, di mana biayanya akan ditanggung sepenuhnya oleh yayasan.
Keberadaan Panti Asuhan Anak Sumatera telah sangat membantu anak-anak yang kurang beruntung. Salah satu anak asuh, Bunga, menceritakan kepada wartawan bahwa ia merasa nyaman berada di panti tersebut.
Selain mendapatkan pendidikan formal, Bunga juga mendapatkan pendidikan agama yang mendalam, dengan rutinitas ibadah seperti salat berjamaah dan tahajjud.
“Setiap pagi kami bangun untuk salat subuh, lalu membersihkan panti, sarapan, dan pergi ke sekolah. Setelah itu kami kembali untuk salat zuhur, hingga malam kami juga menjalankan salat tahajjud,” kata Bunga yang bercita-cita menjadi dokter.
Selain itu, yayasan ini memiliki tradisi unik di mana anak-anak asuh diberikan kesempatan untuk curhat kepada Sukarniwati, yang mereka panggil “Bude”.
Setiap satu atau dua minggu sekali, Bude akan menghubungi anak-anak untuk menanyakan keseharian, proses belajar, dan masalah yang dihadapi.
“Alhamdulillah, Bude selalu menelfon kami bergantian untuk menanyakan kondisi kami, mulai dari belajar hingga masalah-masalah lainnya,” lanjut Bunga dengan senyum ceria.
Keberhasilan yayasan ini juga terlihat dalam pola pengasuhan anak-anak dengan keterbelakangan keadaan. Salah satu anak asuh yang datang dari Dinas Sosial Sergai sebelumnya mengalami gangguan, hanya mau makan pasir dan menolak nasi.
Namun, berkat pola asuh yang diterapkan di yayasan, anak tersebut kini mulai pulih dan kembali mau makan nasi.
Meskipun yayasan ini telah menunjukkan banyak prestasi, belakangan muncul isu miring terkait pengurus yayasan. Menanggapi hal tersebut, Tuah Henri Lala, warga Dusun 2,Desa Tegal Sari, membantah keras tuduhan yang dialamatkan padanya.
Tuah, yang merupakan adik dari pendiri yayasan, menegaskan bahwa dirinya tidak terlibat dalam pengelolaan yayasan dan tidak melakukan tindakan yang dituduhkan.
“Saya bukan pengurus yayasan, saya hanya adik dari pendiri. Tuduhan-tuduhan tersebut tidak benar, saya tidak merasa melakukannya, bahkan hingga melakukan perbuatan tidak baik kepada anak asuh, dan bila ada permasalahan pribadi, itu bukan tanggung jawab yayasan,” tegas Tuah.
Dengan dedikasi dan komitmennya, Yayasan Panti Asuhan Anak Sumatera terus berupaya membina anak-anak yatim dan piatu, memberikan mereka harapan untuk masa depan yang lebih baik. (wol/rzk/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post