MEDAN, Waspada.co.id – Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal pertama tumbuh sebesar 1,4 persen (q to q), atau masih sesuai ekspektasi pasar.
Ekonom Sumut,Gunawan Benjamin, menuturkan sementara data penjualan barang tahan lama tumbuh 0,1 persen atau lebih baik dari proyeksi sebelumnya di bulan mei tumbuh -0,1 persen.
“Secara keseluruhan data ekonomi AS menunjukan bahwa fundamental ekonomi AS masih cukup solid,” tuturnya, Senin (28/6).
Mayoritas bursa di Asia terpantau bergerak menguat, demikian halnya dengan IHSG yang juga terpantau mengalami penguatan di sesi pembukaan perdagangan. IHSG dibuka menguat di level 6.989. Secara teknikal IHSG sudah mulai mengalami jenuh beli. Dan sangat rentan untuk terkoreksi disaat berada di level psikologis 7.000.
“IHSG berpeluang untuk berkonsolidasi terlebih dahulu di level 7.000 sementara waktu. Disisi lain, Rupiah masih mengalami tekanan dan ditransaksikan di kiaran level 16.410 per US Dolar. Jelang rilsi data inflasi AS yang akan dipublikasikan pada malam nanti. Pelaku pasar akan dibayangi kekuatiran akan kemungkinan rilis data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan,” ungkapnya,
Pelaku pasar akan sangat berhati hati jelang rilis dat ainflasi tersbeut. Karena data tersebut akan menentukan strategi investasi pelaku pasar. Bukan hanya di pasar keuangan, termasuk juga transaksi di komoditas seperti emas.
“Harga emas pada perdagangan pagi ini ditransaksikan relatif stabil dikisaran $2.320 per ons troynya. Pelaku pasar seakan bersikap wait and see jelang rilis data penting tersebut,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post