MEDAN, Waspada.co.id – Kinerja sejumlah bursa di Asia pasca pidato Gubernur Bank Sentral AS terpantau bergerak sideways dengan mayoristas bursa memiliki kecenderungan menguat.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan belum ada tanda tanda yang jelas kapan pemangkasan suku bunga acuan akan dilakukan, meskipun pasar tetap berkeyakinan bahwa tahun ini The FED akan memangkas besaran bunga acuannya.
“Walau demikian pidato Gubernur Bank Sentral AS kali ini dinilai sebagai sikap yang lebih dovish dibandingkan dengan pidato pidato sebelumnya. Pasar sedikit lebih nyaman dengan kemungkinan penurunan bunga acuan yang mendekati kenyataan. Namun pasar juga belum merespon berlebihan yang tercermin tidak terjadinya euphoria pasar yang berlebihan,” tuturnya, Kamis (7/3).
IHSG pada sesi perdagangan pagi ini ditransaksikan menguat di level 7.338 pada awal sesi perdagangan pembukaan. IHSG diproyeksikan akan mencoba menguji level 7.350 selama sesi perdagangan hari ini. Meskipun potensi koreksi pada IHSG masih tetap terbuka, mengingat kinerja bursa di kawasan Asia juga tidak menguat secara signifikan.
“Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah ditransaksikan menguat di level 15.660 pada sesi perdagangan pembukaan pagi ini. Seiring dengan tekanan yang dialami pada imbal hasil US Treasury 10 tahun saat Gubernur Bank Sentral AS menyampaikan pidatonya. Rupiah diuntungkan karena tekanan US Dolar mereda pada perdagangan hari ini,” ungkapnya.
Di sisi lain, harga emas melanjutkan tren penguatan yang cukup signifkan. Harga emas saat ini ditransaksikan di kisaran level $2.146 per ons troy, dan akan berkonsolidasi di kisaran level $2.150 untuk sementara waktu.
“Harga emas diuntungkan dengan sikap The FED yang memiliki kecenderungan untuk memangkas bunga acuan di tahun ini,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post